Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mandiri di Tengah Pandemi, Berdaya Melalui Internet

14 Juli 2022   22:24 Diperbarui: 14 Juli 2022   22:35 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Jimmy I Menyeberangi muara menggunakan rakit, saat itu pembangunan jembatan belum selesai-Lokasi Sikakap-Kepulauan Mentawai

"Krik... krik...krik..."

"Nguing...nguing...nguing..."

Suara jangkrik, kodok, dan nyamuk berpadu. Saya dan teman yang saya panggil kak Tiur masih di gajebo GKPM. Gereja tradisional protestan suku Mentawai.

Sudah berapa kali suara "plak" beradu terdengar. Kami berusaha mengusir nyamuk yang ingin menghinggapi kulit kami. Ukurannya hampir segede laron. Melihat ada mangsa ada di gajebo, nyamuk itu berlomba dengan ganas menancapkan jarumnya untuk menyedot darah kami yang segar.

Sejak sore kami sudah disana. Kami sedang mengirimkan laporan ke kantor pusat di Medan. Sesekali diselingi googling membuka media sosial yang sudah lama tidak dibuka. Sayup-sayup terdengar suara ombak pasang beradu di antara air, batu karang dan pepohonan.

Iya, kawasan GPKM dimana kami berada saat itu tak jauh dari bibir laut. GKPM memiliki fasilitas internet dan atas izin mereka kami dapat menggunakannya.

Mengirim laporan bukanlah pekerjaan yang saya sukai. Menara BTS (Base Transceiver Station) yang kurang memadai sering membuat sinyal di Sikakap hanya satu atau dua. Kalau cuaca sedang tidak bagus, muncul huruf E kapital di ujung bar sinyal.

Berada di daerah dengan jalur transportasi dan telekomunikasi yang sangat terbatas tapi harus berhadapannya dengannya kadang memang membuat gregetan. Kami yang berada di wilayah program dengan pihak kantor pusat menjadi kurang komunikasi. Bahkan, sebelum ada jaringan internet milik GKPM laporan ke kantor pusat jarang dilakukan.

Beruntungnya ada teman yang memberitahu kalau GKPM punya jaringan internet. Maka setiap mengirim laporan kami akan kesana. Akses internet satu-satunya yang bisa kami gunakan di Sikakap. Bisa dibilang, memiliki akses internet di wilayah dengan jaringan internet sangat minim merupakan kemewahan yang bisa kami nikmati. Akses kami berhubungan dengan dunia luar. Apalagi jika harus mengirim laporan ke kantor pusat di Medan.

Seiring berjalan waktu, saya semakin menyadari. Penyebab kemiskinan bukan hanya kemalasan. Kemiskinan bisa terjadi karena akses yang tidak terjangkau. Seperti kenyataannya pada saat itu saya berada di salah satu wilayah 3T (terdepan, terluar dan terpencil).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun