Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyesal Kemudian Kalau Abai Mencegah Sakit

13 Agustus 2018   17:38 Diperbarui: 13 Agustus 2018   18:01 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri-Saat batuk menghadang, permen tolak angin pelega tenggorokan dapat membantu melegakan tenggorokan | dokpri

Kali ini langkah kaki ini berada di atas tanah kota Jogja. Yeah! Walau hanya mampir sebentar saja, saya tidak bisa bayangkan bagaimana rasanya berada di suatu tempat baru, dengan kondisi sakit. Rasanya pasti tidak mengenakkan sebab tidak bisa menikmati suasananya dengan maksimal. Emang gak enak diharuskan berkegiatan padat dalam masa sakit. Saya sendiri mengalaminya, dalam pasca penyembuhan selama dua hari semalam di Jogja, kota yang dijuluki sebagai kota pelajar itu.

Jadi sebelum ke Jogja akhir bulan lalu, seminggu sebelumnya sempat datang hujan kan ya. Setelah itu saya mengalami radang ringan. Saya santai saja karena saya pikir hanya karena pergantian musim. Ternyata, radang berujung pada batuk kering parah hingga berhari-hari. Tenggorokan rasanya gatal sekali seperti ada sesuatu menggerogoti.

Masih di tengah batuk-batuk parah, bapak nelpon mengabarkan rencana adik saya berkuliah ke Jogja. Artinya, saya harus ikut mendampingi dia. Pura-puralah saya mengatakan saya baik-baik saja. Demi meyakinkan mereka (bapak dan mamak).

Duh... Seharusnya tak perlu harus sakit dulu baru jaga kesehatan. Coba waktu itu langsung istirahat yang cukup plus minum obatan herbal, pasti gak separah ini. Pula, membayangkan batuk-batuk berkepanjangan selama di kereta, oh no... pasti sangat tidak menyenangkan dan juga akan mengganggu ketenangan penumpang lain.

Berbagai cara saya lakukan agar batuk kering yang menyerang berkurang. Mulai dari minum obat batuk tidak berdahak, makan permen pelega tenggorokan, minum teh jahe, tidur lebih cepat, dan minum air hangat saya lakoni. Minimal pada hari Jumat siang sudah berkurang sebelum keberangkatan malam. Membayangkan apa yang harus dilakukan selama dua hari nanti di Jogja, saya harus fit.

Sebelum berangkat, keperluan penunjang agar tubuh tetap hangat selama di perjalanan pun saya persiapkan, jaket, kaos-kaki, syal, obat batuk, minyak angin. Tak lupa permen tolak angin pelega tenggorokan.Sekiranya batuk-batuk mulai timbul lagi, permen tolak angin pelega tenggorokan bisa menolong meredakan batuk.

Dokpri-Menunggu keberangkatan di Stasiun Gambir
Dokpri-Menunggu keberangkatan di Stasiun Gambir
Berangkat Jumat malam sekitar pukul sembilan, kereta api tujuan Jogja menemani kami melewati malam yang panjang. Setibanya di Jogja, sedari pagi langsung beraktivitas tanpa basa-basi. Mulai dari mendaftar ke kampus, mencari kontrakan, hingga kesana-kemari membeli perlengkapan kos.

Tapi ngomong-ngomong warga Jogja ramah-ramah betul. Mendengar diskusi kami di dalam kendaraan onlinedi perjalanan sepulang dari salah satu toko, bapak pengemudi menawarkan diri menghantarkan kami ke toko berbeda ke daerah Polda.

Kami menyambut tawarannya yang menggiurkan. Tak perlu googling atau tanya orang lain lagi. Tak berapa lama, terdengar beliau menelepon, menjelaskan ada penumpang baru datang ke Jogja sedang mencari peralatan kos-kosandan ini sudah malam.

Rupa-rupanya bapak yang punya kendaraan lagi ijin ke kantor utama. Katanya agar akunnya tidak diblokir pihak kantor karena menerima pesanan di alamat lokasi penghantaran yang sama. Kami pun meluncurlah ke tempat tujuan.

Kisah tadi pagi lain lagi, tidak sengaja orderan ter-cancel sementara kami sudah di dalam kendaraan. Setelah menjelaskan dan minta maaf, Bapak driver membawa kami ke tempat tujuan dengan mulus. Ya, kami membayar sesuai tarif pesanan plus tips dan dia tidak mendapatkan poin. Manis sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun