Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan Mengajar

Teman Sejati Selalu Menemani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Minyak dan Balada "Gorengan"

21 Februari 2022   22:45 Diperbarui: 21 Februari 2022   22:54 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Olahan Gorengan (Foto Koleksi Pribadi)

Langkanya persediaan minyak goreng yang ramai dikeluhkan masyarakat akhir-akhir ini, mengancam eksistensi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia, "gorengan".

Siapa yang tidak kenal dengan makanan yang bernama pisang goreng, bakwan, bala-bala, singkong goreng, tahu goreng, hingga ayam goreng yang marak meramaikan per kulineran di tanah air.

Gorengan terbukti telah setia menemani keseharian masyarakat Indonesia, sejak pagi buta hingga larut malam, dari yang dihidangkan di warung pinggiran hingga grei bermerk di sudut mall megah.

Terlebih di bulan ramadan, bagi banyak kalangan, kehadiran gorengan menjadi menu 'wajib' saat berbuka puasa. Konon, menyantap gorengan lengkap dengan sambal pendampingnya, "terasa menyegarkan", hihi... padahal "gorengan" yah.

Saat stok berlimpah, obrolan serius seputar minyak goreng dan gorengan hanya sebatas kata-kata yang keluar dari  penasihat kesehatan.

"Jangan banyak makan gorengan, tidak baik buat kesehatan", atau "Kurangi konsumsi makanan yang digoreng, nanti kolesterolnya naik", dan ungkapan sejenis lainnya.

Nasihat para ahli kesehatan tersebut bukannya tidak diindahkan. Namun rupanya sudah terlanjur sayang sama gorengan hingga makanan berwarna kecoklatan itu tetap 'di hati'.

Hal ini bisa dilihat, bagaimana paniknya 'emak-emak' atau para pelaku bisnis seputar gorengan saat stok minyak goreng 'krisis'.... sebegitu pentingnya minyak goreng demi menghadirkan aneka hidangan berjuta penggemar.

Namun saya dari sejak dulu menangkap ada 'kejanggalan' dari olahan gorengan yang banyak disajikan dan kemudian sudah menjadi konsumsi masyarakat Indonesia sejak dahulu kala (mungkin) sampai sekarang yang saya ketahui.

Maaf...!, kandungan minyak dalam makanan gorengan yang ikut dikonsumsi, kayaknya berlebih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun