Mohon tunggu...
Enjang Kusnadi
Enjang Kusnadi Mohon Tunggu... Dosen - Belajar dan Mengajar

Teman Sejati Selalu Menemani

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saat Covid-19 Varian Delta Robohkan Pertahanan Asia Tenggara

9 Juli 2021   22:43 Diperbarui: 10 Juli 2021   08:23 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyebaran virus COVID-19 varian baru (Sumber: WHO.int)

Setelah dinilai berhasil lolos dari situasi terburuk saat pandemi COVID-19 meletus awal tahun 2020, Asia Tenggara sekarang mengalami rekor peningkatan kematian dari kasus COVID-19 yang diperburuk dengan kekurangan vaksinasi dan varian yang menular dengan cepat.

Ketika negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman dan Prancis bersiap untuk menghapus sebagian besar pembatasan yang tersisa setelah wabah COVID-19 menghancurkan kawasan itu, kini pemerintah di Asia Tenggara sedang memperketat tindakan.

Asia Tenggara berharap tindakan penguncian yang ditargetkannya bisa menjadi pemutus rantai untuk menahan lonjakan yang dramatis setelah kasus mulai meningkat pada bulan Mei 2021.

Pakar kesehatan mengatakan tingkat pengujian yang rendah di negara-negara padat seperti Indonesia dan Filipina, juga kemungkinan menyamarkan tingkat wabah sebenarnya. Sementara Myanmar telah mengalami kegagalan dalam pengawasan sejak kudeta militer Februari.

Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Griffith, mengatakan bahwa Asia Tenggara kini sedang berjuang untuk mengatasi varian Delta dan membayar untuk ketidakkonsistenan dalam strategi, sosialisasi, dan penegakan protokol kesehatan pandemi COVID-19.

Budiman juga menyebutkan perlunya memperluas jangkauan vaksin untuk melindungi populasi dengan lebih baik. Dia mencatat dominasi vaksin Sinovac, karena diplomasi vaksin China ketika merek Barat tidak tersedia.

"Vaksin pasti ada manfaatnya, tapi ada juga sisi lemahnya. Kenapa? Dalam menangani pandemi dalam skala yang lebih besar... vaksin tidak bisa berdiri sendiri, vaksinnya perlu didiversifikasi. Sumber daya juga perlu didiversifikasi", ungkap Dicky Budiman, seperti dirilis CNA News pada Jumat (9 Juli 2021).

Indonesia, sebagai negara terpadat di kawasan Asia Tenggara, menjadi yang paling terpukul dengan mencatat 38.391 kasus pada Kamis (8 Juli), enam kali lipat dari jumlah bulan sebelumnya.

Rekor kematian juga dilaporkan negara Asia Tenggara lain pada hari Kamis, Malaysia dan Thailand, di mana pihak berwenang negara tersebut mengusulkan pembatasan perjalanan internal karena varian Delta mendatangkan malapetaka. Terbukti di pulau Jawa Indonesia telah menyebar dengan cepat, begitu juga di sekitar Bangkok Thailand.

Terminal baru di bandara ibu kota Thailand sedang diubah menjadi rumah sakit lapangan dengan target berkapasitas 5.000 tempat tidur.

Negara tetangga Thailand, Myanmar melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru untuk pertama kalinya pada hari Kamis dan salah satu hari yang paling mematikannya. Sementara Kamboja telah mengalami jumlah kasus dan kematian tertinggi dalam sembilan hari terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun