Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Buku Antologi dengan Cara Pendampingan Kelompok

3 Desember 2021   21:09 Diperbarui: 3 Desember 2021   21:11 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul buku Antologi Pengalaman Inspiratif Guru MTsN 2 Blitar, sumber: dokumen pribadi

Jika anda meninggalkan warisan harta benda, tidaklah kekal. Tetapi, bila Anda mewariskan karya tulisan, nama Anda akan abadi. (Ahmad Syauqi)

Sebuah karya tulis memang penting, karena di dalam teks tersebut pasti mengandung pesan atau informasi penting yang ingin disampaikan kepada pembaca. Apapun bentuk uraian kalimat yang tertata dalam paragraf sebuah karya, pasti akan bermanfaat kepada yang membutuhkan. Apalagi bagi dunia pendidikan yang saat ini sedang digalakkan gerakan literasi, menulis merupakan kebutuhan utama.

Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menggiatkan Gerakan Literasi Nasional  (GLN) sebagai bagian implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Gerakan ini berupaya untuk membangkitkan semua potensi serta keterlibatan masayaarakat terutama pelaku Pendidikan dalam menumbuhkan, mengembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia.

Karena pentingnya menulis bagi guru, maka pada Hari Guru Nasional tahun 2021 kemarin, madrasah kami, MTsN 2 Blitar meluncurkan buku Antologi Pengalaman Inspiratif Guru, karya semua guru. Tentu proses penulisan ini tidak semudah berteori, tidak segampang menulis pesan atau status di media sosial.

Hal ini karena latar belakang guru yang beraneka warna, namun melalui semangat para guru untuk ikut berjuang memulihkan pendidikan bangsa Indonesia, siap bergerak dengan hati dan pikiran secara total mewujudkan buku antologi ini. 

Usaha menulis semua guru ini, kami mulai dengan mengadakan workshop bagi guru. Pada workhsop tersebut, kami tidak mengundang narasumber dari luar madrasah, karena sebenarnya dari kalangan guru sudah ada beberapa orang yang sudah terampil menulis dan sudah menerbitkan buku. Namun perbandingannya sangat sedikit, di sekolah saya ada 56 tenaga pendidik, sedangkan yang sudah terampil menulis buku ada beberapa saja. 

Akhirnya kami sepakat, guru yang sudah terampil menulis tersebut, masing-masing memberi pendampingan kepada 10-11 guru sampai tulisan itu selesai. Target kegiatan workshop, harus bisa menghasilkan produk tulisan satu guru satu judul tulisan, minimal 1500 kata. Lalu bagimana trik kami dalam proses pendampingan menulis buku ini? 

Pertama, membuat alur pemikiran penulis. Langkah awal dalam proses pendampingan ini adalah pendamping membuatkan alur pemikiran yang akan ditulis. Memang butuh kesabaran, karena terkadang harus memberikan stimulus agar unek-unek yang masih tersembunyi bisa dikeluarkan.

Untuk mengeluarkan ide penulis, pendamping memberi beberapa pertanyaan stimulus. Melalui pertanyaan pancingan ini, pendamping akan bisa mengetahui arah tulisan. Selanjutnya membuatkan kerangka atau urutan yang nantinya bisa dikembangkan oleh penulis. Semakin banyak kerangka yang temukan, akan semakin memudahkan penulis dalam mengembangkan ide-idenya.

Kedua, menulis dengan gaya aku. Setelah kerangka tersusun, berikutnya penulis diarahkan menulis dengan teknik penulisan yang sangat sederhana, yaitu menulis dengan gaya 'aku', seperti menulis buku harian. 

Misalnya aku Enik Rusmiati, seorang guru Bahasa Indonesia, aku menjadi guru sejak tahun 1996 di sebuah sekolah swasta di desa terpencil. Sebenarnya menjadi guru bukan cita-citaku, namun ternyata menjadi guru menjadi hal yang sangat membanggakan buat aku, dan seterusnya. Sampai penulis menemukan pengalaman yang berkesan sebagai sosok  guru yang berkesan dan menginspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun