Namun selain dampak positif, pelaksanaaan pembelajaran daring ini juga menyisakan kepedihan yang mendalam bagi masyarakat pelaku pendidikan. Tidak sedikit anak yang kebablasan merasa nyaman berada di rumah hingga meminta untuk putus sekolah.
Dampak psikologis lainnya, karena banyaknya tugas dari guru yang sulit dipahami mengakibatkan fisik menjadi lemah lalu sakit. Bahkan dampak psikologis berikutnya adalah munculnya kekerasan dalam keluarga. Orang tua yang kurang sabar saat menghadapi buah hati bisa memicu kekerasan pada fisik dan mental anak.
Dampak negatif lain adalah penggunaan gawai tanpa batas waktu. Seharusnya hanya digunakan pada saat pembelajaran, amun justru digunakan juga di luar jam belajar. Akibatnya anak menjadi anti sosial, lebih akrab dengan HP-nya daripada kepada orang-orang di sekitarnya.
Menurut narasumber Devia Purwaningrum, untuk meminimalkan dampak negatif pembelajaran jarak jauh ini, orang tua bisa melakukan strategi pendampingan kepada anak sebagai berikut:
Observasi kebutuhan anak
Kebutuhan anak jelas berbeda dengan kebutuhan orang tua apalagi pada saat anak harus belajar di rumah.Â
Tentu membutuhkan perhatian ekstra dari orang tua. Mau tidak mau, suka tidak suka, sebagai orang tua tetap wajib mendampingi buah hatinya dalam belajar.
Maka orang tua perlu melakukan komunikasi dengan anak perihal kebutuhan yang harus disiapkan untuk belajarnya. Seperti kapan sebaiknya jam belajar yang paling tepat buat anak, di mana ruang belajar yang paling nyaman.Â
Untuk ruang belajar ini, usahakan di tempat yang terbuka agar mudah terpantau dan mendapat sirkulasi udara yang sehat.
Kebutuhan anak lain yang tidak kalah pentingnya adalah memenuhi jam tidur yang cukup untuk menjaga kesehatanya, serta waktu bermain yang menyenangkan.Â
Meskipun belajar itu penting, namun anak tetaplah anak yang masih membutuhkan bersenang-senang dengan teman sebaya atau hal-hal lain yang sesuai dengan usianya.
Selain kebutuhan di atas, orang tua juga perlu tahu apa saja pelajaran yang disukai dan tidak disukai oleh anak. Dengan demikian, orang tua akan lebih bisa memahami keinginan anak dalam pendampingan belajarnya.