Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksi berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga negera Indonesia dan warga dunia untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masayarakat.
Untuk itu peran guru Bahasa Indonesia sangat penting dalam menumbuhkembangkan budaya literasi membaca ini pada saat menysusun soal-soal pembelajaran. Karena tantangan literasi membaca ini adalah bagaimana anak bisa menginterpretasikan wacana yang dibaca serta kemampuan menganalisis ide dari setiap penulis.
Dalam penyusunan soal hendaknya guru senantiasa memberi stimulus atau rangsangan agar siswa terbiasa bersikap kritis. Guru harus bisa memodifikasi informasi yang ada dalam teks, kreatif memodifikasi ilustrasi dan cerdas menggali informasi yang aktual dan terbaru di sekitar siswa.
Selanjutnya konteks literasi ini bisa berupa teks personal, yaitu teks yang menggambarkan tentang kisah seseorang. Bisa berupa sosial budaya, yaitu teks yang menginformasikan tentang adat budaya suatu daerah atau kegiatan sosial suatu daerah tertentu. Serta berupa saintifik, yaitu teks yang  menginformasikan hasil penelitian ilmu pengetahuan tertentu.
Kemampuan literasi dalam AKM ini meliputi tiga tingkatan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Pertama, Retrive dan akses yaitu kemampuan mencari, mengambil dan memahami informasi tersurat. Pada level kognitif ini siswa telah mampu menemukan mengidentifikasi dan mendiskripsikan suatu ide atau informasi eksplisit dalam teks.
Kedua, interpretasi dan integrasi yaitu memahami dengan cara menginterpretasi serta mengintegrasi informasi tersirat. Pada level kognitif ini siswa sudah mampu membandingkan, mengontraskan ide atau informasi dalam atau antar teks, membuat kesimpulan, mengelompokkan, dan mengombinasikan ide dan informasi dalam teks atau antar teks.
Ketiga, evaluasi dan refleksi yaitu kemampuan mengevaluasi dan merefleksi isi teks. Pada level kognitif ini siswa telah mampu menganalisis, memprediksi dan menilai konten, bahasa dan unsur-unsur dalam teks.
Jelas AKM ini akan benar-benar membawa perubahan karakter pada siswa apabila guru-guru juga siap menjadi seorang yang literat dalam menyikapi sebuah perubahan. Karena sejatinya semua anak itu 'istimewa' apabila orang dewasa atau guru bisa mengembangkan keistimewaanya.
Demikian, semoga tulisan ini merupakan bagian dari geliat menuju madrasah yang hebat bermartabat.
Salam literasi!
Enik Rusmiati, S.Pd.
Tulisan ini juga diunggah di Web MTsN 2 Blitar