Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bapak Ibu Guru, Sebelum Siswa Kembali Belajar dari Rumah, Siapkan Skenario Pembelajaran yang Aplikatif

27 Mei 2020   19:52 Diperbarui: 28 Mei 2020   05:05 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan wabah pandemi covid-19 yang melanda negeri kita,  sampai detik ini  belum menunjukkan perubahan yang lebih baik. Padahal empat hari lagi libur hari raya Idul Fitri sudah selesai. Apakah siswa sudah bisa masuk sekolah atau tetap belajar dari rumah? Belum juga ada kepastian, namun bila melihat keadaan seperti ini, ada kemungkinan pembelajaran dari rumah bagi peserta didik akan diperpanjang.

Ketika anak harus kembali  belajar dari rumah, bagi sebagian orang tua hal ini akan menjadi masalah baru. Karena akan ada tugas tambahan, selain harus mengerjakan tugas atau pekerjaan rutin sehari-hari orang tua akan direpoti anak untuk mendampingi belajarnya.

Seperti yang terjadi pada bulan lalu, berseliweran keluhan  status atau video viral dari ibu-ibu di media sosial betapa repotnya membimbing dan membantu anak-anak mengerjakan tugas. Kenyataan ini tentu harus segera disikapi sebagai bentuk tanggung jawab guru, bagaimana membuat siklus pembelajaran yang menyenangkan dengan tanpa menambah beban tugas baru orangtua, namun tujuan pembejaran tetap terpenuhi.

 Lalu, apa stretegi pembelajaran yang harus lakukan guru untuk siswa selama belajar di rumah?

Meskipun pembelajaran jarak jauh, guru tetap dituntut bisa mewujudkan tujuan pendidikan sesuai yang tertulis di kurukulum yaitu terjadinya perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).

Aspek sikap ini mencakup nilia-nilai spiritual sebagai wujud iman dan takwa kepada Tuhan Yang Naha Esa, mengamalkan akhlak yang terpuji dan menjadi teladan bagi keluarga masyarakat dan bangsa, yaitu sikap peserta didik yang jujur, disipilin, tanggungjawab, peduli, santun, mandiri, dan percaya diri dan berkemauan kuat untuk mengimplementasikan hasil pembelajarannya di tengah kehidupan dirinya dan masyarakatnya dalam rangka mewujudkan kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik.

Aspek pengetahuan, peserta didik memiliki dan bisa mengembangkan pengetahuan secara konseptual, faktual, prosedural dan metakognitif secara teknis dan spesifik dari tingkat sederhana, kongkrit sampai abstrak, komplek berkenaaan dengan  pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya masyarakat sekitar, lingkungan alam, bangsa, negara dan kawasan regional, nasional maupun internasional.

Sedangkan aspek keterampilan yaitu memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi dan bertindak, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif serta mampu bersaing di era global dengan kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Tujuan pembelajaran tersebut tidak mungkin bisa tercapai bila peserta didik ketika belajar di rumah hanya disuruh menjawab soal-soal yang terdapat di buku teks, kerjakan halaman sekian sampai sekian. Pemberian tugas membuat suatu produk  tanpa ada petunjuk yang jelas, alih-alih orangtua yang pusing mengerjakannya.

Nah, ketika anak belajar di rumah inilah,  saatnya memulai merdeka belajar. Seperti yang disampaikan Mentei Pendidikan dan Kebudayaan, biarkan peserta didik bebas berinovasi, bebas belajar mandiri, dan bebas berkreasi dalam proses mempelajari materi yang disajikan guru.  Dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, guru cukup menjadi fasilitator, menjembatani, memotivasi dan mengarahan kebutuhan anak dalam mencapai tujuannya.

Maka dari itu, sesuai perannya sebagai  fasilitator, sebelum pembelajaran jarak jauh dimulai guru harus benar-benar menyiapkan skenario pembelajaran yang aplikatif. Skenario ini diharapakan bisa menggantikan kehadiran guru disamping peserta didik. Untuk itu dalam penyusunan skenario pembalajaran ini gunakan bahasa yang mudah dipahami anak sesuai usianya, bahasa yang digunakan guru kepada peserta didik sehari-hari. Dengan demikian anak akan merasa tetap dekat dengan guru.

Keberhasilan perubahan sikap, kognitif maupun keterampilan anak bergantung pada inovasi guru dalam pembuatan skenario pembelajaran. Karena kegiatan belajar yang akan dilakukan anak bergantung pada intruksi yang tertulis direncana pembelajaran tersebut.

Misalnya untuk tujuan sikap religius anak, dalam skenaria pembelajaran harus ditulis dengan jelas bagaimana bunyi doa sebelum dan sesudah belajar, bukan hanya intruksi untuk berdoa. Untuk sikap disipilin, jujur, dan tanggung jawab, buatlah format jurnal harian kegiatan belajar anak secara rinci waktu dan tempatnya, peserta didik tinggal mengisi form sesuai dengan yang telah dilakukan.   Jurnal belajar inilah yang akan dijadikan evaluasi atau penilaian guru dalam pembelajaran berikutnya.

Selanjutnya untuk aspek kognitif, sebagai fasilitator guru harus bisa memfasilitasi tumbuh kembang belajar anak. Buku bukan satu-satunya sumber belajar, pilihlah lingkungan sekitar anak sebagai sarana dan sumber belajar. Keluarga, halaman, pekarangan, jalan, tanaman, dan binatang adalah sumber belajar yang tidak akan pernah habis. Alam diciptakan oleh Tuhan dengan maksud untuk ditelaah semua kandungan ilmu pengetahuanya.

Selain alam, kehadiran internet  juga bisa dimanfaatkan sebagai gudang ilmu pengetahuan bagi anak. Fasilitasi anak untuk mengkolaborasikan konsep yang ada di internet dengan pengalaman yang ada di lingkungan peserta didik. Namun untuk pembelajaran berbasis internet ini, tulislah alamat website dengan jelas, agar anak tidak merambah ke hal-hal yang negatif.

Berikutnya untuk aspek keterampilan, pastikan setiap pekerjaan siswa ini ada produk yang dihasilkan. Bukan sekadar menjawab soal akan tetapi lebih berupa benda yang bernilai, baik itu nilai seni, karya ilmiah atau benda-benda yang mempunyai nilai jual di masayarakat. Seperti karya ilmiah, teks fiksi atau non fiksi, hasil percobaan, bercocok tanam, hasil olahan, lukisan, patung, hasil, pembuatan video, blog dan lain-lain yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan entrepreneur anak di masa mendatang.

Selanjutnya, setelah semua kegiatan diselesaikan, jangan lupa selalu memberi apresiasi yang positif. Meskipun ada kritik dan saran, namun sayogyanya berupa motivasi untuk poerubahan yang lebih baik.

Yang terakhir adalah, senantiasa berpikir positif terhadap peserta didik. InsyaAllah prasangka baik dari seorang guru akan menjadikan anak menjadi generasi sholih sholiha. Senantiasa lantunkan doa-doa untuk peserta didik agar menjadi anak yang berkarakter mulia.

Demikian, semoga guru-guru di negeri ini  akan tetap menjadi teladan yang layak 'digugu lan ditiru' peserta didik. Amin.

Blitar, 27 Mei 2020

Enik Rusmiati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun