Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Biarkan Aku Mengubur Senja

14 Januari 2020   18:11 Diperbarui: 14 Januari 2020   18:15 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini terakhir kalinya kukatakan,
"Aku cemburu pada pelangi"


Dan ombak-ombak di bibir karang tiba-tiba menjelma menjadi bidadari. Aku terduduk, terkulai di antara kaki-kakimu. Tak ada seikat kata yang mewakili selaksa rasa.

Sore ini, aku titipkan sekeping lara pada hembusan angin yang mengejar gugusan rasa. Biarkan lembaran-lembaran rindu itu terkoyak. Karena ragaku sudah tak pantas menjadi jingga.

Sebelum aku benar-benar melupakanmu. Biarkan aku memetik bunga diberandamu. Agar nanti malam, ketika kau sudah terbenam oleh waktu, aku bisa bercerita pada bintang, bahwa aku pernah singgah di ruang temarammu.

Sore ini, pada kening yang basah karena kecupanmu. Biarkan aku menguburmu bersama kenangan yang menggenang. Karena aku sudah tak sanggup lagi menjadi bagian dari rintik hujan yang menjadikan pelangi.

Blitar, 14 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun