Kau datang padaku dengan setangkai mawar putih, kau  alunkan rayuan hingga aku terlena dalam buaian halusinasi mimpi.
Tiada bosan kau taburkan janji dalam cawan dupa dan mantra-mantra stupa yang menggoda birahiku, hingga aku kehilangan sekeping hati.
Aku terkapar dalam ketidakberdayaanku, aku terhempas dalam jelaga kenistaan, aku mengerang pilu.
Sungguh, aku tak mungkin kembali menyanyikan melodimu di antara kebimbangan, aku tak sanggup menarikan kembali puji-puji dusta ini.
Berkali-kali kau datang lagi, kau tawarkan selaksa kenikmatan bunga-bunga kasturi, kau tawarkan tarian purnama pada keheningan malam.
Namun kali ini, ku pinta maafmu sayang, karena aku pilih telapak kaki surga ibuku untuk pulang.
Blitar, 14 Mei 2019