Mohon tunggu...
Helda Anwar
Helda Anwar Mohon Tunggu... -

Currently I am a Fresh Graduate from Department of Geographic Information Systems and Regional Development, Faculty of Geography. I am pleased to learn, and can work independently and in teams well. I am open minded and flexible with a variety of interests and abilities.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penilaian Pencapaian Millennium Development Goals di Kota Yogyakarta (Tujuan 6. Memerangi HIV/AIDS)

9 Mei 2014   20:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Lahirnya Deklarasi Milenium pada bulan September 2000 membawa suasana kegiatan pembangunan manusia menjadi lebih fokus, semarak dan terukur dalam kerangka penuntasan persoalan kemiskinan. Tetapan indikator Millennium Development Goals (MDGs) bagi Indonesia yang ikut meratifikasinya adalah suatu komitmen untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memberi kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat dunia. Dokumen penting yang sudah di buat oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dalam bentuk Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia merupakan sebuah upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengarusutamakan MDGs ke dalam kegiatan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka panjang.

Sebagai anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nations), Indonesia adalah salah satu dari 192 negara yang bersepakat untuk bersama-sama berusaha mencapai 8 (delapan) goal atau obyektif pada tahun 2015 yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Seperti diketahui bersama, 8 (delapan) obyektif yang dimaksud masingmasing adalah: (i) menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan; (ii) memenuhi kebutuhan pendidikan dasar; (iii) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (iv) mengurangi angka kematian anak; (v) meningkatan kualitas kesehatan ibu; (vi) memberantas HIV/AIDS, malaria, dan beragam penyakit lainnya; (vii) menjamin keberlanjutan lingkungan hidup; dan (viii) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Pada tulisan ini, tidak semua tujuan MDG’s dibahas, tetapi difokuskan pada tema tujuan ke 6 saja yakni pada permasalahan memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit lainnya. Penulis tertarik pada tema tersebut dengan melihat pada fakta bahwa jumlah penderita HIV/AIDS atau ODHA (Orang Dengan HIV – AIDS) di Kota Yogyakarta semakin bertambah dalam setahun terakhir.

Dalam tujuan 6 tertuang dalam MDG’s adalah memerangi HIV /AIDS dimana ada dua target besar yakni 1) mengendalikan penyebaran dan mulai  menurunkan jumlah kasus baru hiv/aids hingga  tahun 2015, dan 2) mewujudkan akses terhadap pengobatan hiv/aids bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010. Ancaman HIV/AIDS di Kota Yogyakarta semakin tinggi. Data 2011, DIY masuk sembilan besar dari 33 provinsi dalam kasus penyakit mematikan ini. Sementara dari perhitungan penduduk, DIY alami pertumbuhan HIV/AIDS tercepat nasional. Menariknya, penderita HIV and AIDS didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga yang hanya punya satu pasangan seksual (Wulaningsih, 2010). Jumlah penderita yang berhasil didata oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada 2011 sebanyak 485 orang terdiri dari penderita HIV sebanyak 343 orang sedangkan penderita AIDS sebanyak 142 orang. Angka tersebut semakin bertambah pada 2012 menjadi 566 orang terdiri dari 377 penderita HIV dan 189 penderita AIDS. 4 kecamatan di Yogyakarta saat ini terdeteksi telah memiliki warga yang mengidap penyakit penyerang kekebalan tubuh itu. Hal yang sama juga terjadi di 45 kelurahan yang ada di bawah ke-14 kecamatan. Dari pendataan 2011 lalu, saat ini di Yogyakarta terdeteksi ada 343 pengidap HIV dan 586 orang mengidap AIDS.

HIV/AIDS di Yogyakarta tidak dapat dilepaskan dari kondisi Yogyakarta sebagai kota wisata dan pendidikan. Kedua bidang yang menjadi andalan ini membuka peluang banyaknya pendatang tinggal diYogyakarta Selain itu, efek kemajuan kota dan perkembangan ekonomi yang tinggi sehingga menimbulkan dampak sosial yang cukup kompleks. Yang lebih memprihatinkan adalah sebagian penderita HIV/Aids ini merupakan ibu-ibu rumah tangga. Bahkan di DIY ada bayi lahir yang terkena HIV/Aids, tertular dari ibu kandungnya. Peningkatan tajam terjadi terutama pada kelompok faktor resiko penasun dan waria. Kemungkinan penyebab terjadi tingginya kasus pada dua kelompok tersebut akibat sharing jarum suntik antar pencandu dan penggunaan kondom yang rendah pada waria.

Adapun upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah kota Yogyakarta dalam penanggulangan HIV-AIDS antara lain : Dibentuk KPA Kota Yogyakarta yg terdiri dari berbagai instansi, Dibentuk 3 Klinik IMS, Dibentuk 3 Klinik VCT & 1 Klinik Lapangan, Dibentuk jejaring pelayanan ART antara RS dengan Masyarakat. Promosi Kondom bagi kelompok beresiko, Penyediaan layanan CST & PMTCT, Sero Survey di kelompok WPS, Waria, Lapas, Anjal, dan Sosialisasi & penyuluhan kepada kelompok beresiko.  Selain itu adapun upaya lanjutan pada kasus HIV and AIDS yang didorong pula target pencapaian MDGs maka menjadi isu penting bagi kota Yogyakarta untuk memerangi HIV AIDS ini. Upaya lanjutan yang sedang dikembangkan antara lain Puskesmas Layanan 1 Atap (One Stop Services) yang meliputi layanan Klinik VCT, Klinik IMS, dan Harm Reduction (pengurangan dampak buruk), Layanan Klinik Bergerak (Clinic Mobile Services) dengan layanan yang sama dengan Puskesmas Layanan 1 Atap, dan Menyusun Renstra Penanggulangan HIV & AIDS Kota Yogyakarta.

Kasus HIV AIDS di kota Yogyakarta layak untuk diperhatikan. Isu besar ini mengiring ketakutan bagi pendatang dan  warga asli Yogyakarta. karena kita ketahui bahwa HIV AIDS merupakan penyakit menular yang menyerang sistem imun manusia dan belum ditemukan obat penyembuhnya. Harapannya dengan target yang dicanangkan dalam MDGs menjadi semangat bagi kota Yogyakarta untuk bergerak cepat mengurangi dan memerangi HIV AIDS sesegera mungkin dalam 2 tahun terakhir sampai pada dibacakannya hasil penilaian MDG’s di tahun 2015.

catatan : sebenernya ada beberapa grafik yang memberikan informasi data terkait artikel ini, karena penulis masih kaku menggunakan blok ini, maka yg pingin tau versi lengkapnya bisa komen atau email ke eniheldayani@gmail.com

terimakasih

Referensi :

Stalker, Petter. 2008.  Laporan MDG’S Indonesia. http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf diakses pada 7 Juni 2013 oleh Eni Heldayani

Wulaningsih, sri. 2010. Situasi HIV dan AIDS di Kota Yogyakarta. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta

Website :

http://aidsjogja.slametriyadi.com/

http://mdgsindonesia.org/

www.depkes.go.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun