Mohon tunggu...
Eni Andriani Hutasuhut
Eni Andriani Hutasuhut Mohon Tunggu... Psikolog - Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Peserta KKN-DR Kelompok 69 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Agama dan Perdamaian

12 Agustus 2020   21:16 Diperbarui: 12 Agustus 2020   21:28 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama dan perdamaian merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena hal diinginkan oleh agama adalah perdamaian. Namun konflik -- konflik dan kekerasan yang sering terjadi sekarang ini adalah karena perselisihan antar agama. Padahal agama dan kekerasan merupakan dua hal yang bertolak belakang, seperti terang dan gelap. Agama seharusnya merupakan pendamain jika terjadi kekerasan.

Agama dalam bahasa sansekerta berasal dari kata "A" (tidak) dan "GAMA" (kacau), jadi arti dari agama dari pecahan kata tersebut adalah tidak kacau atau agama merupakan suatu peraturan yang ada untuk mencapai keadaan yang tidak kacau (tidak ada masalah, konflik, dan kekerasan). Dalam bahasa Latin agama berasal dari kata religio yaitu mengikat kembali hubungan manusia dengan Tuhan.
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan sekitarnya.

Dan perdamaian merupakan gagasan yang ideal dari semua bangsa dan harapan umat manusia di muka bumi ini. Ada yang menggambarkan perdamaian secara analogis dengan surga, yang diimpikan sebagai sebuah keadaan yang sangat menyenangkan, aman, tenang, dan damai. Dalam bahasa Inggris pemakaian istilah "damai" (peace) menunjuk pada keadaan tanpa konflik. 

Secara umum perdamaian merupakan suatu perjanjian atau tindakan untuk menuju ke arah yang baik, yaitu tidak ada konflik atau berhentinya percekcokan. Ketika umat beragama yang satu menghormati dan menghargai umat beragama yang lain. Rasa hormat dan menghargai ini bukan karena kepentingan tertentu, tetapi tulus, jujur, dan kondusif.
Perdamaian dalam arti luas adalah penyesuaian dan pengarahan yang baik dari seseorang terhadap penciptaannya pada satu pihak dan kepada sesamanya pada pihak yang lain. Hal ini berlaku bagi keseluruhan hubungan kosentris antara seorang dengan orang lainnya, seorang masyarakat, bangsa dengan bangsa, antara keseluruhan umat manusia satu sama lainnya, dan antara manusia dengan alam semesta.

Istilah agama dan perdamaian sangat berkaitan erat, kedua hal ini berjalan berdampingan sebagai terang dunia. Karena di dalam agama itu sendiri tersimpan pesan perdamaian. Setiap agama mengajarkan kasih kepada umatnya, agar di dalam kehidupan beragama tercipta damai dan sejahtera, yakni tidak ada konflik, percekcokan, kekerasan, kecemburuan, dan lain sebagainya. Istilah sejahtera sangat dekat dengan istilah damai, karena jika hidup kita damai maka hidup kita akan sejahtera. Damai dan sejahtera merupakan inti dari semua ajaran agama yang ada.
 
Dalam agama Islam, mengajarkan tentang damai. Banyak yang berpendapat bahwa agama Islam adalah agama yang cinta damai. Berdasarkan dari penamaanya yaitu "Islam" yang berasal dari bahasa Arab yang sudah jelas berarti "damai/sejahtera" dan orang-orang yang damai itulah yang terselamatkan. Ajaran agama Islam selalu mengajarkan kedamaian. Misalnya seperti firman Allah SWT dalam surah al-Hujarat ayat 13 yang artinya: "Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan perempuan, dan kami menjadikan kamu beberapa bangsa dan beberapa suku-bangsa, supaya kamu saling kenal kenal mengenal satu sama lain".
 
Fakta yang terjadi di kehidupan nyata yakni banyak kasus--kasus yang melibatkan agama bila terjadi kerusuhan di masyarakat. Banyak gereja, mesjid atau rumah ibadah lainnya yang dirusak atau dibakar. Akibatnya terjadi ketegangan di antara warga yang berbeda agama. 

Fakta yang terjadi para penganut agama di era ini seakan semakin kehilangan pegangan dan norma hidup sehingga cenderung mempraktekkan kehidupan yang bebas tanpa batas, lebih menonjolkan kekerasan dan mengembangkan nafsu menghancurkan orang lain yang dianggap sebagai lawan demi kepentingan sesaat mereka dan juga dikarenakan kesenjangan sosial yang terjadi. Hal inilah yang menjadi masalah yang sangat besar di masa kini, berupa masalah kedamaian dan kerukunan antara umat beragama.
 
Sumber:
Elmirzanah, Syafa'atun, dkk. 2002. Pluralisme, Konflik, Perdamaian. Institut DIAN Interfider: Yogyakarta.
Muhaimin AG, MA. 2004. Daai Di Dunia Damai Untuk Semua. Proyek Peningkatan Pengkajian: Jakarta.
Smith, Huston. 2011.  Agama-Agama Manusia. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Thoha, Anis Malik. 2005. Tren Pluralisme Agama. GEMA INSANI: Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun