Mohon tunggu...
Oma Eni
Oma Eni Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah yang Berpeluang Jadi Koruptor

21 Januari 2016   10:46 Diperbarui: 21 Januari 2016   11:13 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barang  yang meteran  biasanya  bahan baju  atau  celana ,mereka  sangat  cepet banget ngemiterannya ketika  di ukur  lagi  dirumah  ternyata  kurang.

Barang  yang  ditakar  biasanya  beras ,coba  anda sekali kali ke induk cipinang takarannya itu  1 takar isinya 10 liter .Bagi  yang lihai  cepet banget menakarnya dalam  kecepatannya  kemungkinan  isi  bisa  saja  berkurang  itu terjadi  bukan hanya beras  saja , pokoknya  jenis  barang  yang  ditakar .

Barang yang  ditimbang

Apapun  barangnya  mesti  berkurang  tidak sesuai  dengan harga  misalnya gula pasir 1 kg harga 12 ribu rupiah tapi timbangannya ada 9 ons  malah yang tega ada yang 8 ons  dan  harga  tetep 12 ribu rupiah .Itu  hanya  satu  contoh dari  sekian banyak macam  barang  yang  ditimbang.

Barang  yang  di bungkus

Yang nakal  barang  diambil setiap bungkusnya padahal kalaupun utuh  sudah  ada  untungnya.

Semua  ini , tidak  semua  pedagang curang hanya ....... sedikiiiit  bingiiitz  yang korupsi  .

Korupsi  Uang ( ini yang seru loh )

Waktu  itu  sekitar  thn  70 an  ,untuk  meningkatkan  kegiatan  PKK desa ,pemerintah pusat  mengucurkan  dana. Melalui  propinsi terus  ke  kabupaten lanjut ke  kecamatan akhirnya nyampai ke desa dan pak Kades  yang  menerimanya . Karena  melalui proses bagaikan air mengalir dari hulu ke hilir  jadi dana itu  menyusut . Bagi yang jujur  ya tetep  dibelikan  walaupun  cuma  dapat 1 unit  mesin  jahit  merk " Singer " .Tapi ada  Kades yang bilang nanggung  katanya 1 unit mah dan dia putuskan  beli  kalung  emas  buat istrinya jaman dulu mah  murah  emas  daripada mesin jahit .

Trus thn 2000 an ceritanya  ada SD di desa dapat bantuan  bangunan ,  dari propinsi entah  berapa  yang sebenarnya  besarnya  dana . Cuma kebetulan thn tersebut SD  "anu " menerima dana 45 juta dari kades tapi uang tunai  yang diterima kepsek 40 juta .Berhubung  nggak  mau  repot  Kepseknya uang tersebut diserahkan  ke pemborong 1 dengan perjanjian beres sampai serah terima kunci. Eeh tau tau si pemborong 1 menyerahkan ke pemborong 2 dengan uang tunai 36 juta ,edannya lagi  si pemborong 2  menyerahkan ke si pemborong 3 sebanyak 25 juta . Ceritanya 1 lokal ruang kelas itu selesai karena  butuh kelas ,kunci  tak juga diserahkan akhirnya seorang guru mendobrak pintu  kelas baru  itu,mutu bangunan ampuuunn..... abal abal banget. Suatu hari bos  matrial  nagih ke SD "anu " punya utang bangunan sebanyak 5 juta ya Kepsek lepas tanganlah .

Terakhir  thn 2015  pilkades  di desa katanya mah serentak ,ceritanya di desaku calon kades no 3  pingsan setelah  selesai  penghitungan suara .Pasalnya dia  mentargetkan serangan  fajar  1000 pencoblos  dengan dana yang lumayan  ternyata perolehannya  buat  dia  hanya 315 suara .Yang jadi pertanyaannya tim suksesnya  yang korup  atau orang yang dibayarnya licik .Menurut pengamat katanya  orang pedesaan mah setia  kalau  sudah dibayar mah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun