Mohon tunggu...
enhaac
enhaac Mohon Tunggu... -

Seorang abdi negara. Suami dari owner Ando's Cake (https://www.instagram.com/andos_cake/). Tulisan bisa juga di baca di (https://enhaac.blogspot.co.id/), dan sebagian tulisan di kompasiana merupakan tulisan yang sebelumnya terbit di blog pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Indonesia yang Harus (Tetap) Dipertahankan

18 Oktober 2017   13:29 Diperbarui: 18 Oktober 2017   13:38 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Selamat siang sahabat. Semoga senantiasa dalam kedamaian Tuhan. Kali ini kita akan ngobrolin beberapa pandangan negatif tentang Indonesia yang sebenarnya tidak benar-benar benar. Pandangan-pandangan itu bisa berasal dari masyarakat luar negeri ataupun juga berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Sudut pandang seperti itu seolah menjadi penghakiman bagi semua orang Indonesia, seolah-olah masyarakat Indonesia itu memang seperti itu. Namun jangan khawatir karena sesuatu pasti mempunya dua sisi berlawanan. Pasti ada kebaikan yang muncul dari setiap sisi.

  • Neko-Neko.
  • Dikatakan bahwa hanya untuk sekedar jalan-jalan ke mall, muda-mudi kita berusaha macak se-menarik mungkin. Demi mencicipi pizza di restoran pizza untuk pertama kalinya lantas harus pake jas atau long dress. Atau untuk pergi kondangan ke tempat kawan arisan lantas dengan baju sekali pakai lalu dibuang. Kalau menurut saya sih itu tidak menjadi apa. 
  • Neko-neko merupakan sebuah bentuk kepedulian ataupun penghargaan bagi orang lain. Memaksakan diri kita menggunakan sesuatu yang sebenarnya kita tak mampu bisa mengajarkan kita untuk terus hidup dalam impian. Semakin mewah impian yang kita miliki tentu akan semakin jauh jangkauan yang bisa kita buat.

  • Buang Sampah Sembarangan.
  • Saya yakin, sebagian sahabat pernah melakukannya. Tak apa kawan lanjutkan saja asal sebelum membuang sampah lihat-lihat dulu situasinya. Jangan sampai nanti sampah yang kita buang sembarangan mengenai muka aparat pemerintah atau calon ibu mertua kita. Bisa-bisa habis nanti masa depan kita. 

  • Membuang sampah sembarangan sebenarnya ada untungnya juga. Hitung-hitung kita memberi pekerjaan pada para penyapu jalanan. Semakin banyak sampah yang kita buang tentu juga akan menjadikan gorong-gorong dan sungai meluap. Jika tak tertampung lagi banjir pasti akan datang. 

  • Banjir yang datang akan sangat menguntungkan pemerintah. Akan banyak proyek-proyek revitalisasi gorong-gorong, sungai maupun jalan. Penyakit yang diakibatkan oleh bencana banjir juga akan menguntungkan banyak rumah sakit. Makanya pembuang sampah sembarangan merupakan pahlawan atas lancarnya proyek-proyek pemerintah.

  • Mengolok-Olok Orang yang Berbeda
  • Anda tentu pernah waktu SD dulu mengolok-olok teman sekolah -yang mukanya jelek dan juga miskin- waktu ia bertanya pada guru? Puas sekali bukan? Lanjutkan saja perilaku tersebut karena sangat sehat untuk kejiwaan anda. Lagian sepertinya pemerintah membiarkan saja praktek olok-olok itu lewat tayangan-tayangan-tayangan di tv. 

  • Lihat bagaimana nasib siswa kutu buku berkaca-mata? atau Pak Guru/ Bu Guru? Pelecehan terhadap mereka seolah menjadi hal yang umum. Akan tetapi tetap lanjutkan saja kawan. Momen dimana Bu Guru dilecehkan bakal banyak sekali mendapatkan jempol. Insya Alloh jika kita teruskan, kita bakal punya generasi bintang tujuh yang pandai mengolok-olok. Lumayanlah buat modal mengolok-olok bangsa lain.

  • Mengidolakan Orang Bodoh
  • Sekali lagi anda pasti pernah menonton tv bukan? Jangan kaget jika melihat bule yang plintat-plintut ngomongnya tapi laris manis bak kacang garing diundang di berbagai acara. Anda akan bertambah kaget ketika sang bule tersebut tidak nyanyi, tidak sulap ataupun tidak sedang stand up comedy. Ngakunya sih sedang melucu meski sangat tidak lucu. Oh iya kadang ngaku juga sebagai MC meski dengan cara bicara yang terbata-bata. Atau juga seorang penipu yang sudah divonis hukum dan telah selesai menjalani hukuman. 

  • Bermodal bahasa inggris yang minim muncul di berbagai acara sembari menyebarkan virus inggrisnya. Dan itu telah terjadi berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Diminati acaranya oleh banyak orang Indonesia. Padahal menurut orang-orang bijak, acara-acara mereka minim faedah dan juga bodoh karena terkadang cuma nayangin momen saat sang artis lagi ngupil, beol, atau ngolesin Rexona di kelek mereka yang bau. 

  • Lantas apa coba manfaat yang bisa di ambil? Dan herannya ratingnya malah semakin melambung bak pesawat jet. Tapi sekali lagi kita memang perlu mempertahannya agar orang-orang bodoh yang penuh sensasi itu tetap dapat makan. Dan orang-orang pandai semakin banyak yang kabur ke luar negeri. Sungguh sebuah langkah yang bagus untuk mengurangi jumlah kepadatan penduduk Indonesia yang tinggi. Kayaknya pemerintah memang perlu memperbesar dan mempercepat program pengurangan kepadatan penduduk tersebut melalui acara-acara yang lebih bodoh lagi.

  • Kepoin Orang dan Komentar Seenaknya
  • Eh tahu ga kalau si A itu hobinya makan kodok? Eh tahu ga kalau si B itu ternyata manusia jadi-jadian? Atau, eh tahu ga kalau di uang baru itu ada simbol partai kebo? Tentu kita sudah sangat sering melihat orang yang bukan bidangnya ngepoin sesuatu yang tidak berkaitan dengan keahliannya. 

  • Meski sangat dilarang dalam agama Islam, ternyata ngepoin orang lalu membicarakannya memanglah sangat mengasyikkan. Semisal pemuda tampan dari desa yang jauh dibalik bukit, yang kuliahnya ngambil PPKn tapi ujug-ujug kepo dengan proyek pembangunan jembatan dan secara ajaib berkomentar bahwa ternyata material yang digunakan untuk membuat jembatan adalah produk palsu negara Zimbabwe yang diselundupkan melalui pelabuhan Tanjung Priok. Ajaib bukan? 

  • Tapi sekali lagi jangan merasa aneh. Kepoin orang dan juga komentar pake pusernya sendiri memang mengandung manfaat yang nyata. Jika dilakukan terus-menerus selama tiga tahun berturut-turut tanpa jeda sedikitpun, Insya Alloh bakal menjadikan intelektualitas seseorang lebih canggih daripada kebo.

  • Telat atau Ngaret
  • Hayo, siapa yang ga pernah telat atau ngaret pas lagi janjian? Saya yakin yang ngacung ga lebih dari 10%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh seorang penjual custome cake by orderyang berdomisili di sebuah kabupaten di Provinsi Lampung, customer yang menepati janjinya untuk datang tepat waktu tidak melebihi dari angka 20%. 70%-nya ngaret antara satu sampai lima jam. Sementara sisanya adalah makhluk durjana tak bermoral karena ngaretnya bisa sampai lebih dari 12 jam. 

  • Tapi its's ok lah karena kelakuan ngaret tersebut ternyata ada manfaatnya juga. Ternyata dengan ngaret atau telat bisa menjadikan seseorang menjadi lebih panjang umur. Dengan semakin memperpanjang urusan kita di dunia maka jatah waktu kita otomatis menjadi lebih lama lagi. Jadi bagi yang ingin umurnya panjang, sering-seringlah telat ya guys.

  • Nyontek
  • Anda tentunya pernah nyontek bukan? Kalau anda tinggal di Indonesia dan ternyata tidak pernah nyontek, itu artinya anda adalah bagian dari kaum lugu yang masih tersisa di muka bumi. Kalau saya sih pernah, tapi jujur ya, saya menyesalnya seumur hidup. Perilaku mencontek ternyata adalah perilaku yang lebih buruk dari memukul wajah seseorang karena mencontek sama dengan menyakiti teman kita namun secara diam-diam. 

  • Meskipun begitu ternyata mencontek mengandung manfaat juga. Bagi kebanyakan orang Indonesia yang malas membaca, mencontek menjadi ajang bagi siswa-siswi agar mau membaca. Jadi sebaiknya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan harus menambah volume ujian menjadi 365 kali selama setahun. Dengan begitu siswa-siswi akan rajin membaca melalui contekan-contekan yang mereka buat selama 365 kali setahun.

  • Malas Baca
  • Saya sebenarnya kurang begitu setuju dengan istilah malas baca. Mungkin lebih tepatnya adalah membaca sesuatu yang penting dan berguna. Saya punya saudara yang populer sekali di sosial media karena follower instagramnya mencapai 11.000 lebih (ini asli lo, bukan lewat jual beli followers), namun masih menganggap letak Candi Borobudur itu di Jogja. Ko**ol banget kan? Saya juga punya kenalan lelaki imut lulusan STM Elektro, tak pernah baca literatur politik, namun fasih membagi dan mengomentari berita hoax politik yang banyak bertebaran di facebookdengan hanya membaca judulnya.  

  • Ada juga yang kesehariannya bikin molen isi kacang ijo, namun tiba-tiba bilang ke saya bahwa di uang kembalian yang ia terima --diterbitkan oleh Bank Indonesia- terdapat simbol-simbol partai kuda yang merupakan pengikut freeman sory. Saya pun tak berhenti geleng-geleng kepala sampai terasa sakit. Meski malas membaca informasi yang penting dan berguna berakibat hilangnya fungsi otak, namun ternyata tetap saja mengandung faedah, meskipun dalam skala yang sangat amat kecil. Aktifitas malas baca ini ternyata membuat seseorang jadi lebih bebas dalam mengungkapkan pendapat. 

  • Aktifitas malas baca juga mendukung keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Kaum bodoh yang malas baca ini merupakan asset terbesar dalam menumbuhkan demokrasi yang sebebas-bebasnya. Dengan demokrasi yang berjalan dengan baik diharapkan kehidupan masyarakatnya juga lebih baik.

  • Itu saja mungkin sekelumit tentang sisi Indonesia yang seharusnya tak patut untuk dipertahankan. amun melihat keadaan terkini, sepertinya saya pesimis untuk tetap tidak dipertahankan. Oh ya tulisan saya ini juga menunjukkan salah satu sisi Indonesia yang unik. Tulisan norak saya yang penuh cibiran tak berguna ini memang benar-benar tak berguna. Meskipun seperti itu masih ada sedikit manfaatnya yaitu untuk lucu-lucuan para pembaca. Jadi mohon maaf dan saya harap tidak tersinggung. Itu kalau masih dianggap lucu ya. Kalau tidak lucu matilah saya karena itu artinya tulisan ini benar-benar tidak ada faedahnya.

  • Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun