Mohon tunggu...
Enggar Fahmy Al Hikam
Enggar Fahmy Al Hikam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan Belajar dari Rumah, Kendala dan Solusi bagi Guru Sekolah Dasar

27 Juli 2021   10:04 Diperbarui: 4 Agustus 2021   18:03 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namun, nyatanya masih banyak daerah di  Indoneisa yang masih memiliki akses internet yang minim bahkan beberapa diantaranya tidak memiliki akses internet sedikitpun. 

Guru dan siswa yang berada di daerah dengan minimnya akses internet tentunya akan mengalami kesulitan dalam melaksakan kegiatan pembelajaran daring. 

Penggunaan aplikasi berbasis internet seperti Whatsapp, zoom meeting, google meet, google classroom, dan sebagainya akan terhambat karena minimnya jaringan internet yang mengakibatkan proses pembelajaran antara guru dan siswa menjadi tidak efektif atau bahkan tidak dapat dilaksanakan karena kegiatan seperti pemberian materi, pemberian tugas, penilaian, dan administrasi lainnya tidak dapat dilakukan. Selain itu, tingginya kebutuhan kuota internet dalam pelaksanaan pembelajaran daring juga menjadi hambatan baik bagi guru maupun siswa yang termasuk masyarakat kurang mampu.

  • Kesulitan pengelolaan pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan, bahwa salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh guru yaitu kemampuan pedagogik. Kemampuan ini memungkinkan guru untuk dapat mengelola, mengorganisasikan pembelajaran. Kemampuan peng-organisasian mempersyaratkan seorang guru agar dapat mengurutkan materi yang disampaikan secara logis. Sehingga adanya keterkaitan yang jelas antara topik yang satu dengan yang lain.

Ketika pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka, mungkin guru sudah terbiasa untuk melakukan pengorganisasian pembelajaran. Namun, hal yang menjadi kendala, ketika adanya transisi pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring, guru harus memilih materi pembelajaran dengan usaha yang ekstra agar tidak terjadinya miskomsepsi antara guru dan siswa ataupun orang tua siswa ketika mempelajari materi yang diberikan. 

Selain itu, guru juga dituntut untuk menemukan metode pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran daring agar kompetensi dasar yang diinginkan dari sebuah mata pelajaran dapat dicapai melalui pembelajaran daring. Kebanyakan guru masih mengalami kesulitan dalam melakukan pengelolaan pembelajaran karena adanya transisi ke pembelajaran daring. Sehingga guru mau tidak mau harus beradaptasi agar proses pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan efektif.

  • Penilaian

Dengan adanya transisi dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring juga mempengaruhi Teknik penilaian yang dilakukan oleh guru. Berdasrkan kurikulum 2013, penilaian kegiatan pembelajaran meliputi tiga aspek, yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Menurut Anderson (2003) terdapat tiga prinsisp dalam penilaian pembelajaran, yaitu bermakna, transparansi dan adil. 

Ketiga prinsip tersebut harus dipenuhi oleh guru terumatama prinsip adil. Adil dalam penilaian mempunyai makna bahwa setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama dalam sistem penilaian, hal ini bukan berarti bahwa setiap siswa mendapatkan nilai yang sama, tetapi mendapatkan nilai sesuai dengan kemampuan belajarnya masing-masing.Namun dalam pembelajaran daring yang saat ini diterapkan, adanya kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam hal penilaian karena tidak dapat melakukan pengawasan langsung terhadap siswa dalam mengerjakan soal latihan maupun tes. 

Dalam beberapa kasus, semua siswa memperoleh nilai maksimal ketika diberikan soal. Hal tersebut menjadi pertanyaan bagi guru, apakah siswa benar-benar memahami materi atau adanya bantuan luar ketika mengerjakan soal. Sehingga pada akhirnya guru tidak dapat menilai ketercapaian pembelajran secara obyektif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa. 

Begitupun dari sisi afektif, guru mengalami kesuliatan dalam penilaian. Ketika pembelajaran tatap muka, penialaian afektif terjadi secara alamiah ketiak siswa beriteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan temannya. Namun, dengan adanya pembelajaran daring mengakibatkan adanya batasan bagi siswa untuk dapat berinteraks, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan siswa lain. Sehingga hal ini menjadi kendala bagi guru dalam melakukan penilaian afektif siswa.

Dengan adanya perubahan sistem pembelajaran yang terjadi pada masa pandemi saat ini, tentunya membuat guru terutama guru sekolah dasar dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu peran pemerintah juga sangat dibutuhkan untuk mendukung segala bentuk aktivitas pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun