Mohon tunggu...
Enggar Fahmy Al Hikam
Enggar Fahmy Al Hikam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan Belajar dari Rumah, Kendala dan Solusi bagi Guru Sekolah Dasar

27 Juli 2021   10:04 Diperbarui: 4 Agustus 2021   18:03 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada bulan Maret 2020 yang lalu, Indonesia dihadapkan pada masa pandemi Coronavirus Diseases (Covid-19). Karenanya, hampir semua sektor kehidupan terkena dampak dari penyebaran Covid-19 ini, tidak terkecuali pada sektor pendidikan. Pandemi yang telah ditetapkan menjadi pandemi global oleh World Health Organization (WHO) ini telah mempengaruhi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

 Kegiatan belajar mengajar dalam bentuk tatap muka menjadi sulit bahkan tidak memungkinkan untuk dilaksanakan karena kekhawatiran akan terjadinya penularan virus tersebut. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah talah menetapkan kebijakan belajar dari rumah atau Learning from Home sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Kebijakan belajar dari rumah atau Learning from Home ini dilaksanakan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Menurut Undang-Undang Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 15 Pembelajaran Jarak Jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi kumunikasi, informasi dan media lain. Salah satu pendekatan dalam Pembelajaran Jarak Jauh adalah pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring). 

Dimana sistem pembelajaran daring ini merupakan sistem pembelajaran tanpa adanya kegiatan tatap muka secara langsung antara pendidik dan peserta didik , melainkan dilakukan secara online menggunakan jaringan internet. Dengan metode ini, proses pembelajaran menjadi tidak terbatas ruang dan waktu, sehingga pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan kegaitan belajar mengajar bersama, dalam waktu yang sama, dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang telah tersedia, seperti zoom meeting, google meet, google classroom, whatsapp, dan aplikasi lainnya.

Kebijakan Belajar Dari Rumah (BDR) diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan termasuk jenjang Sekolah Dasar (SD). Dengan adanya transformasi pembelajaran kovensional menjadi pembelajaran daring tentunya membawa sejumlah perubahan terhadap regulasi pembelajaran yang semula dilaksanakan dengan secara tatap muka menjadi secara virtual. 

Hal ini tentu menjadi perhatian baik bagi pemerintah ataupun pihak sekolah. Pasalnya, Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan dasar yang menjadi awal diselenggarakannya proses pendidikan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi peserta didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya akan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dari peserta didik. Untuk itu lah, perlu adanya perhatian khusus terhadap pelaksanaan pembelajaran daring di jenjang Sekolah Dasar.

Dengan adanya kebijakan belajar dari rumah ini, membuat guru sebagai pendidik dan pengajar harus memutar otak agar proses pembelajaran tetap dapat dilaksanakan dengan maksimal. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran daring di jenjang Sekolah Dasar terdapat beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi oleh guru. Bagi guru sekolah dasar yang sudah terbiasa melakukan pembelajaran secara tatap muka, kondisi ini memunculkan ketidaksiapan persiapan pembelajaran. Beberapa kendala dan hambatan pembelajaran daring yang dialami oleh kebanyakan guru adalah diantaranya sebagai berikut.

  • Kesiapan menggunakan aplikasi pembelajaran 

Semenjak ditetapkannya kebijakan belajar dari rumah, para guru dinilai kurang siap dalam menentukan instrumen pembelajaran secara tepat dan cepat sebagai pengganti dari pertemuan tatap muka. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, kebanyakan guru sekolah dasar lebih memilih menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai sarana pembelajaran daring.

Disamping kelebihan yang dapat diberikan, ada beberapa kekurangan dari penggunaan aplikasi Whatsapp sebagai media pembelajaran jarak jauh ini. Kekurangan tersebut diantaranya adalah komunikasi hanya sebatas dengan chat saja dan keterbatasan partisipan untuk melakukan tatap muka virtual (video call). Selain itu pembelajaran daring dengan hanya memanfaatkan aplikasi Whatsapp saja akan menjadikan proses pembelajaran kurang interaktif karena kurangnya interaksi dari siswa. 

Kegiatan pembelajaran seperti pemberian materi, dan pemberian tugas semuanya dilakukan menggunakan Whatsapp. Perlu adanya pemanfaatan media pembelajaran dalam memfasilitasi pembelajaran secara daring seperti zoom meeting atau google meet sebagai media untuk melakukan tatap muka virtual. Memanfaatkan google classroom untuk membuat kelas, memberikan materi, memberikan tugas, dan melakukan penilaian secara efektif. Namun tidak semua guru di sekolah dasar paham dengan variasi teknologi tersebut, nyatanya masih banyak guru di sekolah dasar yang masih belum melek terhadap perkembangan teknologi karena kurangnya literasi digital.

  • Akses terhadap jaringan internet

Dalam pembelajaran daring yang memanfaatkan jaringan internet tentunya kebutuhan koneksi internet menjadi hal dasar dan krusial dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Tanpa adanya koneksi internet proses pembelajaran antara guru dan siswa tidak akan terjadi. Di daerah dengan jangkauan internet yang baik mungkin hal ini bukan lah masalah yang perlu terlalu diperhatikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun