Mohon tunggu...
engel elvent
engel elvent Mohon Tunggu... -

SUKA HUMOR, PEMARAH

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salah Paham

3 Mei 2015   20:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SALAH PAHAM

malam kian pekat awan pun  meyelimuti cakrawala. hiasan cakrawala seperti bintang kembali tak terlihat lagi karena harus bersaing dibalik pekat hitam sang awan.  aku pun kini menyusun dan mengukir alur sebuah cerita yang tak memiliki batasan untuk menceritakannya. aku menyebutkannya  alur  maju-mundur. sebagai awal kubercerita tentang perasaan . semua orang pasti memiliki perasaan yang relatif berbeda dengan waktu yang sama ataupun berbeda. haem, aku menyambut malam ini dengan perasaan yang diselimuti rasa takut ( kehilangan), marah( kata-kata), cemas( keputusan). awal dari semuanya itu di karenakan kesalahpahaman sang pujaan hati dalam menafsirkan inti dari semua  pertanyaan frontal yang saya buat. " cy, benarkah apa yang mereka ceritakn tentang kamu seperti masalahmu sekarang?" gumanku tanpa beban. "bagaimana cerita yang sebenarnya, supaya saya puas dan bisa menemukan jawaban, sehinngga itu dapat membuat untuk tidak dipengaruhi oleh cerita itu lagi." cetusku.  suasana semakin mencekam ketika Dia melontarkan sesuatu yang tidak pantas untuk sebuah hubungan yang masih dipenuhi kasmaran. " engel, cukup sudah dan akhiri hubungan ini karena saya tidak pantas buat kamu dan saya telah mengotori kehidupanku dengan masa laluku" katanya dengan nada tinggi. aku hanya bisa terperanga di balik handphone yang kugenggam. kataku" cy, apakah ini jalan altenatif?"  Dengan menyesali hal tersebut karena dibuat sebuah keputusan bulat dan singkatnya. "engel, supaya kamu tau saya tidak mencintai kamu lagi, semua tentang kita sudah saya tak ingat lagi." sahutnya lagi ketika saya mengklarifikasi apa yang saya bicarakan. saya hanya bisa menyesali semua yang saya sampaikan diawal tadi, kenapa harus menanyakan hal yang tidak perlu ditanyakan. Tetapi apa sih yang salah terhadap hal seperti itu? heiis... saya terus mencoba menyakinkannya dan dia pun menyadari semua kata-katanya dan meminta maaf.
"i love u" katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun