Mohon tunggu...
Healthy

Menonton Televisi terlalu Dekat Dapat Merusak Mata?

14 Agustus 2018   17:15 Diperbarui: 17 Agustus 2018   16:45 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Jangan menonton televisi terlalu dekat, nanti mata kamu rabun!" atau "Nanti kamu pakai kacamata kalau nonton televisi terlalu dekat." Mungkin sering terdengar  dari mulut orang tua kita saat kita sedang asyik menonton salah 1 acara kesukaan kita di televisi tetapi kita kurang jelas melihat. Petuah ini menjadi sangat familiar di otak kita, bukan? Kebanyakan orang percaya bahwa menonton televisi terlalu dekat dapat merusak mata ataupun dapat membuat mata menjadi rabun. 

Apalagi, bagi anak yang lahir pada tahun 90-an ke atas, televisi bukan menjadi barang yang mewah dan sangat sulit didapatkan, berbeda pada masa awal televisi baru diciptakan. Oleh karena itu, mitos ini kian berkembang pesat.  Akan tetapi, apakah benar jika menonton televisi terlalu dekat dapat merusak mata?

Menurut salah 1 peniliti, dr. Lee Duffner dari American Academy of Opthalmology mengatakan bahwa tidak ada dampak buruk bagi kesehatan mata seseorang yang menonton televisi terlalu dekat. Menonton televisi sama saja dengan melihat sesuatu secara fokus dalam waktu yang cukup lama sehingga mata juga akan menjadi Lelah. Dengan demikian, menurutnya, menonton televisi terlalu dekat sama saja dengan melihat sesuatu yang kecil secara focus dan itu tidak berdampak negative pada kemampuan pengelihatan, hanya membuat mata Lelah. Solusinya juga cukup mudah, hanya dengan mematikan televisi dan memberikan waktu bagi mata untuk beristirahat.  Pendapat ini juga diuji oleh suatu Lembaga bernama Lightning Research Center atau LRC. Setelah melakukan penelitian, tidak ada pengaruh terhadap kemampuan pengelihatan seseorang, yang membuat mata cepat Lelah adalah pencahayaan karena orang membutuhkan usaha yang lebih besar untuk melihat dalam kegelapan daripada melihat dengan cahaya yang cukup terang.1

            Penelitian sebelumnya juga didukung oleh pernyataan yang diberikan oleh American Academy of Ophthalmology atau AAO bahwa sebenarnya anak-anak memiliki kemampuan memfokuskan mata lebih baik daripada orang dewasa sehingga saat anak-anak menonton televisi terlalu dekat, matanya tidak akan Lelah secepat orang dewasa.2

            Akan tetapi terdapat hal yang agak berbeda menurut penelitian lain yang dilakukan di dearah Kashmir. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa semakin lama anak-anak menonton televisi, ketajaman pengelihatannya pun akan semakin menurun, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Peneliti juga menemukan bahwa ada 3.09% dari total anak-anak tersebut yang memiliki penyakit mata dengan beragam jenis penyakit mata. Mereka menambahkan bahwa melihat layar monitor termasuk televisi, dapat membuat mata lelah dengan pertanda seperti leher dan bahu yang terasa pegal, sakit kepala, pandangan yang mulai kabur, dan lainnya. Yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah peneliti mengatakan bahwa dengan melihat terlalu dekat, terdapat dampak pada mata, yaitu mata akan menjadi lebih rabun jauh atau miopi.3

            Dapat dilihat, cukup banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan ini. Hasil yang didapat pun cukup beragam, bahkan ada yang bertolak belakang 1 dengan yang lain. Jika penurunan fungsi kerja mata baik sementara ataupun permanen adalah ‘rusak’ yang dimaksudkan dalam isu ini, pernyatan tersebut adalah fakta atau benar adanya. Akan tetapi, jika yang dikatakan rusak dalam isu ini adalah kondisi mata yang terkena suatu penyakit ataupun menjadi rabun yang tidak dapat disembuhkan hanya dengan beristirahat, diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk dapat menyimpulkannya karena terdapat penelitian yang tidak saling mendukung pernyataannya. Akan tetapi, hal yang dapat disimpulkan dari semua penelitian itu adalah dengan menonton televisi terlalu dekat, mata akan menjadi lelah.

REFERENSI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun