Semua potensi itu dinilai sebagai keajaiban dan mutiara yang terpendam, yang telah dijelaskan oleh penulis dalam buku ini. Tentang Keajaiban Pulau Owi ada tiga alasan yang dikemukakan, yaitu:
Pertama, Â legenda tiga landasan pacu yang dibangun oleh Tentara Sekutu hanya dalam waktu satu minggu. Karena adanya suatu keajaiban, yakni batuan dasar dari ketiga landasan pacu di Pulau Owi itu adalah coral yang sangat keras. Dan ditutupi oleh humus yang tebalnya sekitar 30 sentimeter (hal. 102, 107).
Kedua, Â Pulau Owi terasa ajaib karena dikelilingi oleh tiga taman laut yang begitu eksotis, yaitu Taman Laut Padaido, Taman Laut Pulau Rani-Mapia, dan Taman Laut Pulau Meos-Indi. Ketiga taman laut itu selain sebagai obyek wisata bahari, tetapi juga menyimpan nilai-nilai ilmiah seperti ekologi, biologi, arkeologi, dan paleontologi. Ketiganya menjadi laboratorium hidup yang memiliki nilai-nilai pendidikan dan pengetahuan yang sangat tinggi (hal. 102).
Ketiga, Pulau Owi dengan luas 820 hektar memiliki tata guna lahan, yang mengacu kepada rencana pembangunan Lanud Owi tahun 1944 oleh Sekutu (hal.102).
Lalu mengapa pula Pulau Owi dinilai sebagai mutiara terpendam? Ada dua alasan yang dijelaskan oleh penulis pada pengantar buku ini ( hal. xv):
Pertama, pada masa Perang Dunia II pulau ini ditemukan Tentara Sekutu (Amerika Serikat) sebagai landasan utama, untuk mematahkan kekuatan tentara Jepang. Karena terdapat 11.000 Tentara Jepang yang bertahan di goa-goa, yang saling berhubungan satu dengan lainnya, di Biak.
Kedua, landasan udara Pulau Owi dibangun untuk memenuhi batas waktu Tentara Sekutu, yang melalui Hollandia (Jayapura) menuju Morotai (Maluku). Untuk mencapai Filipina, yang harus berakhir (dengan kemenangan) dalam tahun 1944.
Itulah alasan-alasan yang membuat penulis menganggap Pulau Owi memiliki keajaiban dan sebagai mutiara yang terpendam. Sehingga ditawarkan sebagai ODTW yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan posisi strategis yang bisa dijadikan maskot dan pintu gerbang pariwisata bagi kawasan Teluk Cenderawasih dan Wilayah Tanah Papua. Dan jawaban atas berbagai dimensi Pulau Owi sebagai mutiara terpendam inilah yang diuraikan pada bagian isi buku ini.
Apa Pokok Pembahasan Dalam Buku Ini
Buku ini diawali dengan pangantar dari penulis dan sambutan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk RI, serta Prolog sebagai pembuka pemahaman. Kemudian isi buku, dan  diakhiri dengan epilog sebagai tali simpulnya. Garis besar isi dari buku ini saya kelompokkan menjadi empat bagian besar, yaitu:
Bagian Pertama, Pendahuluan yang membahas nilai dan potensi pariwisata di Wilayah Tanah Papua, Kawasan Teluk Cenderawasih hingga Pulau Owi sebagai pintu masuk.