Mohon tunggu...
Eneng NurulPrihatini
Eneng NurulPrihatini Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesenjangan Dalam Dunia Pendidikan Indonesia

11 April 2020   13:51 Diperbarui: 14 Juni 2021   10:12 12944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesenjangan Dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang ditempuh seseorang yang akan menanamkan nila baru,norma baru dan menciptakan suasana belajar yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar dalam menempuh proses belajar dengan cara yang sistematis.

Dunia pendidikan Indonesia sedang mengalami banyak tantangan dan tengah menjadi sorotan, pendidikan merupakan upaya dalam membangun,mewujudkan dan menghasillkan produk ajar yang cerdas sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri menurut UU Sisdiknas No 20 tahun 2003, yang mengemukakan bahwa pendidikan bertujuan mengembangkan manusia Indonesia dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Manusia yang mempunyai takwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mempunyai budi pekerti yang luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, kesehatan rohani, dan jasmani, keterampilan dan pengetahuan, dan terakhir mempunyai rasa tanggung jawab untuk berbangsa dan bermasyarakat.

Indonesia sedang melakukan banyak usaha pemerataan pendidikan, namun usaha tersebut nampaknya masih belum terwujudkan melihat sampai saat ini masih banyak terjadi kesenjangan dalam dunia pendidikan Indonesia baik dalam mutu maupun fasilitas.  Kesenjangan sosial sendiri diartikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan harapan, terjadi perbedaan yang begitu mencolok dan dapat dilihat dengan sangat jelas.

Darmaningtyas (pengamat pendidikan) menilai hambatan perkembangan Indonesia ada di kesenjangan infrastruktur, geografis, dan telekomunikasi. Untuk memperbaiki pendidikan, kata Darmaningtyas, pemerintah harus membenahi kesenjangan itu terlebih dahulu (dikutip dari kbr.nasional (7 april 2020)).

Baca juga: Kesenjangan Pendidikan Juga Terjadi di Tiongkok

Kondisi ini menjadi bukti bahwa belum terciptanya pendidikan yang merata dan dapat ditempuh oleh segala kalangan. Kesenjangan dalam pendidikan ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya angka anak putus sekolah berikut jumlah anak putus sekolah merurt data statistic kemendikbud RI pada tahun ajaran 2018/2019 ada sebanyak 57,426 anak yang terdaftar dalam daftar anak putus sekolah pada jenjang SD, sedangkan pada jenjang SMP sebanyak 51,190 anak putus sekolah, serta pada jenjang SMA sebanyak 52,142 anak putus sekolah. (sumber Data kemendikbud RI)

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menangani kesenjangan yang ada dalam dunia pendidikan, namun hingga saat ini pemerataan pendidikan masih menjadi angan angan, dengan problematika tidak meratanya failitas,sarana dan prasarana penunjang proses belajar mengajar yang kurang memadai. Kesenjangan dalam dunia pendidikan Indonesia diantaranya :

  • Kesenjangan fasilitas, sarana dan prasarana
  • Hal ini sudah terlihat jelas dengan tidakmeratanya fasilitas pendidikan, dimana lembaga pendidikan memiliki tingkatan masing masing yang biasanya didasari pada teritorial dimana sekolah yang berada di sekitaran pusat kota mendapatkan lebih banyak kemudahan dalam mengakses segala hal dalam proses pendidikan, baik fasilitas penunjang,sarana dan prasarana sekolah yang memadai, bahkan sudah berbasis teknologi, hal ini tentunya memudahkan murid dalam menempuh pendidikan hingga kejenjang yang lebih tinggi, biasanya abanyak beasiswa yang didapatkan dengan mudahnya akses informasi, sedangkan keadaan yang terbalik justru terjadi pada sekolah yang jauh dari pusat perkotaan contohnya sekolah sekolah dipedesaan, jangankan utuk memiliki fasilitas penunjang yang berbasis teknologi, untuk sarana WC umum sudah jarang ditemui sarana yang layak dan sesuai dengan standar kesehatan, untuk bahan ajar pula masih sangat kurang, sehingga kualitas pendidikan di kota dan di desa sangat berbeda kualitasnya, anak naka sekolah didesa harus menempuh jarak berjam jam untuk sampai kesekolah, tanpa bus sekolah maupun kendaraan umum.
  • Dalam hal pemerataan pendidikan ini sudah banyak hal yang dlakukan oleh pemerintah diantaranya adalah : (a) SD kecil pada daerah terpencil, (b) Sistem guru Kunjung, (c) kejar paket A dan B. namun pada kenyataanya pemerataan pendidikan masih menjad angan angan.
  • Kesenjangan kualitas
  • Kualitas pendidikan di Indonesia yang harusnya merata melalui tenaga pendidik yang berkualitas, sudah banyak usaha yang dilakukan pemerintah melalui kebijakan kebijakannya seperti :
  • Adanya akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan suatu lembaga pendidikan
  • Penyempurnaan sarana belajar
  • Pengembangan kemampuan tenaga pendidik melalui studi lanjutan.
  •  Namun pada kenyataannya tenaga pendidik berlomba lomba mendapatkan tempat tugas  di sekolah sekolah yang berada diperkotaan yang menghadirkan fasilitas yang baik dan mudah ditempuh, namun apa kabar dengan kualitas tenaga pendidik di pedesaan?, jangankan memerhatikan kuaitas, jumlah tenaga pendidik saja masih kurang, sehingga desa desa pelosok biasanya menjadikan orang orang yang mau untuk menjadi tenaga pendidik tidak peduli akan kualitas dan hal lainnya.

Baca juga: Kesenjangan Pendidikan Kota dan Pedesaan di Masa Pandemi

Lantas Bagaimana Pandangan sosiologi terhadap kesenjangan dalam dunia pendidikan  ?

Sosiologi pendidikan memandang kesenjangan dalam dunia pendidikan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi ketidakmerataan, ketidakailan,dan ketidaksesuaian yang terjadi dalam masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Abad Badruzaman (2009;284). 

Masalah sosial dapat disebabkan oleh beberapa faktor menurut Soerjono soekanto  diantaranya; (1)Faktor ekonomi,(2) Faktor biologis,(3)Faktor psikologis, (4)Faktor kebudayaan. Masalah sosial dapat memicu konflik dan menciptakan ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat.

kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada orang miskin. 

Dapat diartikan kesenjangan yang terjadi dalam dunia pendidikan ialah mengenai kemerataan fasilitas sarana dan prasarana yang cenderung hanya dapat dirasaka baiknya oleh kalangan kalangan menengah keatas dengan domisili diperkotaan dengan sekolah sekolah yang mewah dan bahkan bertaraf internasional, berabanding terbalik dengan kalangan menengah kebawah yang untuk dapat bersekolah harus menempuh perjalanan yang jauh serta baiay yang mahal juga tidak dibarengi dengan kualitas pendidikan yang baik di pedesaan.

Jika masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan ini tak kunjung dapat dipecahkan maka peran pendidikan bagi masyarakat tidak akan berjalan dengan baik. 

Baca juga: Kesenjangan Pendidikan: Masih Banyak Daerah Minim Fasilitas Pendidikan

Sebagaimana yang dikemukakan Talcot parson dalam Teori structural fungsional yang menyatakan bahwa sekolah sebagai alat sosialisasi, dimana anak anak menemukan jati dirinya, tempat membuka wawasan baru terhadap dunia luar, sekolah sebagai tempat memberikan motivasi terhadap pencapaian dan prestasi prestasi yang ingin di sampaikan, dan point terpenting adalah sekolah memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak. 

Hal inilah yang perlu kita wujudkan ditengah kesenjangan kesenjangan yang masih dapat dilihat dalam dunia pendidikan kita, banyak nya anak putus sekolah, anak yang bersekolah harus menyebrangi sungai,tebing dan berjalan berkilo kilo untuk bersekolah.

Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat ditempuh oleh siapapun, oleh seluruh bangsa Indonesia, Sudah seharusnya kesenjangan dalam dunia pendidikan ini segera di atasi, agar pemerataan pendidikan yang berkualitas segera terlaksankan, agar nantinya menciptakan generasi muda yang cerdas, taat hukum, serta bermanfaat dalam masyarakat dan tentunya menjadi masyarakat yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun