Mohon tunggu...
Eneng Humaeroh
Eneng Humaeroh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan sejauh apapun dimulai dengan langkah pertama

Kehidupan hanya sebuah perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berburu Malam Lailatul Qodar

20 April 2022   23:55 Diperbarui: 21 April 2022   00:12 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Menjelang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, umat Islam menanti datangnya malam-malam istimewa, malam Lailatul Qodar. Malam dimana dipercayai turunnya para malaikat dan merupakan malam terbaik dibandingkan 1000 bulan lamanya. Keyakinan ini banyak diburu umat Islam dengan cara melakukan itikaf di mesjid, membaca al-qur'an dan memperbanyak zikir. Setiap orang berharap bertemu dengan malam terbaik sepanjang bulan ramadhan.

Berbagai keterangan tentang ciri-ciri datangnya malam lailatul Qodar tentu saja akan dikaitkan dengan pengalaman spiritual seseorang yang menjalani itikaf. Malam yang sangat dinanti-nanti dan ditunggu, rindu berharap bertemu bagaikan seseorang menunggu kekasihnya datang menyapa dan mengajak bersama.  

Siapakah mukmin yang akan dipertemukan Allah Azza Wajalla dengan sang malam tersebut? Berdasarkan beberapa riwayat, orang yang telah bertemu dengan malam Lailatul Qodar esensi hidupnya semakin membaik, meningkat kadar ketakwaannya serta tingkat spiritualitasnya semakin mendalam.

Secara teori dan kasat mata rahasia Lailatul Qodar dijelaskan dalam berbagai hadis sahih dapat kita pantau, dan dapat kita rasakan bertemukah kita dengan malam terbaik tersebut ? berhadapan secara fisik  ataukah hanya dapat dirasakan hanya secara rohaniah ? yang bertemu dengan malam Lailatul Qodar adalah kediriannya dan tak dapat dijabarkan melalui teori atau ciri-ciri yang diungkapkan tadi. Apakah Allah akan pilihkan seorang yang beriman dengan malam tersebut ataukah dapat kita minta agar dipertemukan dengan malam tersebut.

Sekuat apa keyakinan kita akan bertemu dengan malam tersebut atau hanya sebatas harapan dengan ibadah yang dirasa atau diyakini lebih maksimal dari biasanya ? apakah ibadah yang maksimal itu hanya kita persembahkan untuk malam Lailatul Qodar saja atau akan berlanjut pasca lebaran nantinya?

Dalam sebuah keterangan disampaikan apabila  seseorang sedang beribadah bertepatan saat turunnya Lailatul Qadar, maka Allah akan memberi pahala kepadanya sama seperti orang yang beribadah selama seribu bulan. Jika dihitung berdasarkan waktu seseorang tersebut telah beribadah selama 83 tahun lebih.

Benarkah esensi malam Lailatul Qodar merupakan hitung-hitungan ibadah? Sehingga ibadahnya jauh melampaui masa hidupnya di dunia. Apakah umat Islam menyasar indikator hadiah peribadatan yang bertahun-tahun tersebut sebagaimana seringnya hal itu diungkapkan para ustadz dalam ceramahnya.

Jika malam terbaik hanya merupakan ukuran kuantitas ibadah, apakah akan menjamin selama 83 tahun tidak berbuat dosa ? perburuan malam Lailatul Qodar untuk mengejar kuantitas ibadah akan jauh dari makna Lailatul Qodar itu sendiri. Perburuan itu akan menjadi sebuah perhitungan amal ibadah. Sedangkan ibadah itu sendiri tidak ada ukuran atau timbangan yang dapat dianalogikan dengan ukuran material atau fisik, atau bisa dihitung secara matematik.

Ibadah merupakan suatu langkah seseorang menuju ketakwaan, meraih spiritualitas tertinggi hingga membawanya kepada tahap kemuliaan. Menjadi manusia yang ruhullah, tinggi derajatnya. 

Hal ini tentu saja tidak dapat diukur dengan jumlah atau angka-angka ibadah. Hitungan Allah tidak sama dengan hitungan manusia, sama halnya dengan Allah punya tangan tapi tidak sama dengan tangan manusia. Sebagai malam yang istimewa tidak dapat di kategorisasi dengan hitungan banyak dan sedikit. 

Istimewa adalah kualitas, mendalam dan bermakna. Dengan demikian ukuran pertemuan seorang manusia beriman dengan malam Lailatul Qodar itu rahasia yang paling rahasia yang disaksikan para malaikat Allah, dan menjadi perjalanan pencapaian spiritualitas tertinggi yang menghantarkannya menjadi manusia mulia.   Wallahu'alam bishawab       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun