Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bos Anda Menyebalkan? Segera Lakukan Ini

21 September 2019   09:32 Diperbarui: 22 September 2019   04:34 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: huffingtonpost.com

Lantas mana yang tepat, sukses dulu baru bahagia, atau bahagia dulu baru sukses? Dalam buku The Biology of Belief yang ditulis seorang ahli biologi, 

Bruce Lipton menegaskan, yang tepat adalah bahagia dulu baru sukses. Rasa bahagia itulah yang sepatutnya mudah mendorong orang lain lebih gampang mencapai kesuksesan. Dengan begitu, hidup akan selalu diliputi rasa nyaman dan bahagia.

Begitulah seharusnya saat bekerja. Selalu merasa nyaman dan bahagia, maka sukses akan mudah diraih. Bekerja yang dimaksud ini tentu tidak melulu sebagai karyawan. 

Sebagai pengusaha atau menjalankan usaha milik sendiri pun syaratnya sama. Harus selalu bahagia dulu barulah sukses mudah diraih. Coba saja rasakan ketika mood sedang kurang nyaman, maka bekerja pun menjadi kurang semangat.

Jika seseorang selalu fokus pada sesuatu yang tidak nyaman, misalnya fokus pada bos yang menjengkelkan, rekan kerja yang menyebalkan, atau selalu mengeluhkan fasilitas yang tidak sesuai harapan, maka secara otomatis, tubuh akan selalu pada mode siaga atau berjaga-jaga.

Masih dalam buku The Biology of Belief, tubuh yang berada pada mode siaga inilah yang menjadikan kesehatan akan terus menurun dan menjadi merasa mudah lelah bahkan kesehatan terganggu. 

Karena tubuh tidak bisa menjalankan dua fungsi sekaligus, yakni mode normal maupun mode siaga. Telepon pintar yang kita miliki pun tidak bisa menjalankan dua mode sekaligus. Harus kita yang memilih, mode normal atau pun mode siaga?

Dalam mode normal, apalagi ditambah rasa bahagia, maka tubuh selalu meregenerasi sel menjadi baru dan selalu sehat. Sebaliknya saat mode siaga, tubuh akan berjaga-jaga atas ancaman yang mungkin terjadi. 

Maka sel tubuh berhenti melakukan regenerasi, dan rasakanlah dampaknya. Coba perhatikan mereka yang bekerja dengan kondisi tidak nyaman, selalu mengeluh tubuhnya mudah lelah dan selalu banyak alasan untuk tidak bekerja.  

Maka sayangilah diri sendiri, sayangi kehidupan ini. Jika bekerja dan menemukan kondisi tidak nyaman, pilihannya hanya ada dua. Hilangkan rasa tidak nyamannya, atau pindah ke tempat lain. 

Sebisa mungkin, ambil pilihan pertama, yakni menghilangkan rasa tidak nyaman itu. Artinya, diri sendiri yang menciptakan rasa nyaman dan kebahagiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun