Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dua Komika Terjerat Sabu? Ini Dia Penyebabnya

31 Agustus 2019   18:09 Diperbarui: 31 Agustus 2019   18:09 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih lekat di ingatan ketika komedian Nunung tertangkap polisi karena kasus narkoba. Kini menyusul dua komika yang juga tersandung kasus serupa. Dani Wijaya Wardhana biasa disapa McDanny alias DN dan Alfonsus Renato Fenady (Reno Fenady) alias RN sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Menurut Kompas.com, kedua komika tersebut ditangkap Minggu (25/8) lalu pukul 03.30 WIB. McDanny dan Reno ditangkap anggota Sat Resnarkoba Polres Metro Tangerang Kota di sebuah kamar kos di daerah Salemba, Jakarta Pusat. Dari tangan keduanya, disita sabu 0,65 gram dan 0,32 gram beserta alat isap.

Kabar tersebut tentu cukup mengejutkan. Kenapa? Karena sosok komika selama ini dianggap sebagai komedian cerdas, dan tentu bisa berpikir panjang sebelum mengonsumsi barang haram itu. Lagi pula, jadwal manggung komika baik di televisi maupun off air, boleh jadi tidak sepadat komedian yang kerap kejar tayang sehingga memerlukan doping dari bubuk kristal ini.

Lantas, kenapa artis stand up comedy pun mulai berhubungan dengan sabu? Sehingga membuat senarai profesi yang kena cengkeram jeratan narkoba semakin bertambah. 

Hal ini juga menjadi bukti bahwa hukuman berat bagi para budak narkoba belum sangkil mangkus menghentikan peredaran barang haram ini. Tak ayal, semburan kalimat tanya pun seketika menyeruak ke permukaan. Apa yang menyebabkan para pesohor selalu dekat dengan zat memabukkan ini?

Tenar sudah pasti, harta pun sudah jelas mengikuti. Lalu apalagi yang mereka cari? Adakah sesuatu yang belum didapati sehingga mudah sekali tergoda mengonsumsi si narkoba yang seolah menjadi mahkluk seksi?

Dari temuan di ruang praktik, selain alasan sebagai penambah stamina yang selalu mengemuka, umumnya klien tergelincir mengonsumsi barang haram ini dikarenakan kondisi baterai kasih kasih sayang sedang kosong.

Mudahnya seperti ini. Bayangkan saja diri ini sebagai sebuah smartphone. Nah, sebagai telepon cerdas, tentu daya atau baterainya harus selalu penuh. Coba perhatikan jika telepon pintar kehabisan baterai. Tentu saja tidak bisa melakukan panggilan, atau sekadar berkirim pesan. Apalagi berselancar di belantara maya, jelas tidak akan bisa. Maka, supaya fungsi smartphone kembali maksimal, baterainya harus selalu terisi.

Pengisian baterai yang tepat seharus dilakukan melalui sambungan listrik. Dalam hal ini listrik dari PLN. Nah, sebagai manusia, yang bertindak sebagai 'PLN' pengisi baterai kasih adalah kedua orang tua, ayah dan ibu, serta pasangan misalnya suami atau istri. 

Lalu bagaimana jika PLN mati? Tentu akan mencari pengisi baterai melalui cadangan daya lainnya, misalnya melalui powerbank. Nah, powerbank ini apa? Dalam kehidupan nyata, siapa saja bisa jadi powerbank untuk mengisi baterai kasih. Dari mulai pacar, teman, sahabat, termasuk tempat hiburan malam, pesta narkoba, serta tindakan kurang positif lainnya. 

Pendek kata, semua kegiatan yang diharapkan bisa mengisi daya baterai kasih. Jika terus-menerus terjadi seperti ini, maka jangan salahkan jika ada smartphone yang tergantung dengan powerbank, apalagi jika baterai sudah rusak atau drop.

Demikian pula manusia, hendaknya tidak bergantung pada powerbank dalam bentuk kurang positif tadi. Sehebat-hebatnya powerbank, tetap lebih stabil pengisian baterai kasih dari PLN alias dari kedua orang tua atau pasangan.

Nah, dalam pengisian baterai kasih pun hendaknya tidak boleh berlebihan. Jika terus-terusan di-charging baterai smartphone akan eror seperti rusak atau menggembung. Begitu pula jika kepada pasangan atau anak, juga hendaknya tidak berlebihan. Lakukan sesuai porsinya. Sudah banyak contoh kasus anak manja serta orang tua sangat permisif, membuat tumbuh kembang anak menjadi tidak maksimal.

Lantas bagaimana dengan kedua komika ini? Boleh jadi memang sedang kekurangan baterai kasih sayang. Entah apa yang terjadi sehingga dia memerlukan bantuan 'powerbank' dalam bentuk sabu. 

Apakah memang tidak memiliki orang dekat yang bisa mengisi baterai kasih sayangnya? Atau memang kedua orang tuanya juga sudah tidak lagi memberikan suplai baterai kasih sayang. Sebab faktanya, usia berapa pun, anak tetap saja anak, yang memerlukan pasokan baterai kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Ingat, mengisi baterai kasih tidak selamanya hanya cukup dengan tumpukan harta melimpah. Mengisi baterai kasih bisa dilakukan dengan banyak cara. Jadi, saatnya membentengi anak, kerabat dan keluarga agar tidak menyentuh narkoba dengan selalu mengisi baterai kasih orang-orang terdekat.

Bagaimana menurut Sahabat? (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun