Demikian pula manusia, hendaknya tidak bergantung pada powerbank dalam bentuk kurang positif tadi. Sehebat-hebatnya powerbank, tetap lebih stabil pengisian baterai kasih dari PLN alias dari kedua orang tua atau pasangan.
Nah, dalam pengisian baterai kasih pun hendaknya tidak boleh berlebihan. Jika terus-terusan di-charging baterai smartphone akan eror seperti rusak atau menggembung. Begitu pula jika kepada pasangan atau anak, juga hendaknya tidak berlebihan. Lakukan sesuai porsinya. Sudah banyak contoh kasus anak manja serta orang tua sangat permisif, membuat tumbuh kembang anak menjadi tidak maksimal.
Lantas bagaimana dengan kedua komika ini? Boleh jadi memang sedang kekurangan baterai kasih sayang. Entah apa yang terjadi sehingga dia memerlukan bantuan 'powerbank' dalam bentuk sabu.Â
Apakah memang tidak memiliki orang dekat yang bisa mengisi baterai kasih sayangnya? Atau memang kedua orang tuanya juga sudah tidak lagi memberikan suplai baterai kasih sayang. Sebab faktanya, usia berapa pun, anak tetap saja anak, yang memerlukan pasokan baterai kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Ingat, mengisi baterai kasih tidak selamanya hanya cukup dengan tumpukan harta melimpah. Mengisi baterai kasih bisa dilakukan dengan banyak cara. Jadi, saatnya membentengi anak, kerabat dan keluarga agar tidak menyentuh narkoba dengan selalu mengisi baterai kasih orang-orang terdekat.
Bagaimana menurut Sahabat? (*)