Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alhamdulillah, Cut Tari Berubah

30 April 2019   19:01 Diperbarui: 30 April 2019   19:04 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, salah satu sahabat mengeluhkan kondisi anaknya yang perilakunya kurang ramah. Ini adalah anak terakhir. Anak tersebut duduk di kelas 6 sekolah dasar. Cenderung pendiam dan boleh dibilang agak jutek saat di rumah. Berbeda jauh dibandingkan ketika di sekolah yang selalu riang dan gembira. Hal itu bertolak belakang dengan kakak-kakaknya yang lebih ramah dan bisa berkomunikasi dengan baik.

Sebut saja namanya Cut Tari. Tapi bukan yang mantannya Ariel Noah. Ini bukan nama sebenarnya. 

Sekilas, mungkin tidak ada yang aneh. Namun, bagi orang tua yang sudah terbiasa nyaman dalam rumah tangga, kondisi anak tersebut menjadikan sang ibu sedikit kurang nyaman.

"Sebetulnya ini bukan persoalan besar. Sepele sekali. Saya sih yakin nantinya bisa diubah lebih baik," sebut sang ibunda.

Saya pun menyarankan agar ibu ini tetap fokus pada peningkatan kualitas dirinya. Fokus pada kata dan kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kadang orang tua niatnya bercanda atau menggoda. Namun tak sedikit ada kata atau kalimat yang mengandung perundungan alias bully yang tentunya akan masuk dalam pikiran bawah sadar si anak.

Beberapa hari berselang, di Samarinda digelar private seminar Rahasia Magnet Rezeki. Seminar ini sejatinya bukan melulu membahas soal uang. Sebab, rasa bahagia pun termasuk rezeki. Begitu juga dengan kesehatan. Pendek kata, hidup yang nyaman juga merupakan rezeki.

Saya lantas menyarankan ibu ini mengikutinya. Sebetulnya, teori soal rahasia magnet rezeki sudah diketahuinya. Bahkan sudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebetulan, suaminya juga pernah mengikuti seminar semacam itu. Sehingga banyak ilmu yang diserap dari pasangannya sendiri.

Seminar itu akhirnya meyakinkan sang ibu bahwa disiplin kata dan prasangka memang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.  Ketika sang pembicara seminar meminta setiap orang menuliskan masalahnya. Ibu ini kebingungan. Tak ada satu pun masalah yang ia jumpai. Kehidupan rumah tangganya baik-baik saja.

Pun persoalan rezeki juga selalu berlimpah. Meski masih ada beberapa amanah yang tetap harus diselesaikan di salah satu bank. Di tengah kebingungan itu, yang muncul malah wajah anak terakhirnya yang dianggap jutek itu.

Ibu ini lantas segera mengirimkan energi dan kalimat positif untuk si anak. Iya sangat yakin bisa lebih cepat mengubah perilaku buah hatinya, jika dirinya sendiri semakin positif. Segera ia menarik semua energi positif itu.

"Bim salabim jadi apa? Prok, prok, prok..." begitu kira-kira mantra yang selalu diucapkan pesulap Pak Tarno setiap kali tampil. Saat sang ibu ini pulang mengikuti seminar, sungguh-sungguh ajaib. Anak terakhirnya itu benar-benar berubah 180 derajat. Sikapnya tiba-tiba sangat manis dan menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun