Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pola Asuh Ini Jadi Penyebab Anak Mogok Sekolah

2 Februari 2019   00:26 Diperbarui: 4 Februari 2019   16:45 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memanfaatkan waktu di Samarinda, sebelum kembali beraktivitas di Berau, hari ini saya menerima dua klien.Keduanya anak-anak. Satu usia SLTA dan satu lagi usia SLTP. Dua-duanya memiliki persoalan yang sama, takut ke sekolah.

Saya coba sampaikan kasus pertama dulu. Sebut saja namanya Beben. Tentu ini bukan sama sebenarnya. Beben yang berusia 13 tahun ini seharusnya duduk di bangku SLTP. Namun nyatanya, sudah hampir 4 bulan terakhir tidak mau kembali bersekolah.

Segala upaya sudah dilakukan, termasuk beberapa kali dijemput guru. Namun Beben tetap kukuh pada pendiriannya, enggan kembali ke sekolah. Meski pernah diantar sampai ke sekolah, dia memilih pulang.

Kedua orangtuanya pun tak putus harapan. Beben sempat diajak untuk mondok, di salah satu pondok pesantren di salah satu daerah di Kalimantan. Namun itu pun tak bertahan lama, Beben kembali minta dijemput.

Orangtua Beben menceritakan, ada beberapa kejadian di sekolah yang membuatnya malu dan takut. Lantas, benarkah kejadian itu yang menjadi penyebab utamanya Beben tak mau sekolah?

Kasus kedua, siswi yang seharusnya duduk di bangku SLTA. Sebut saja namanya Intan. Tentu juga bukan nama sebenaranya. Intan sebelumnya menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantren yang ada di Kalimantan.

Beberapa waktu belakangan ini, Intan selalu merasa sakit sesak nafas. Dari sisi medis, tidak ada yang bermasalah. Rasa sesak nafas dialami Intan setiap kali menghadapi persoalan dengan rekannya di pondok pesantren.

Ada endapan emosi dan amarah yang disimpan Intan hingga membuatnya selalu merasa sesak nafas. Selama ini, Intan lebih memilih diam, dan tidak berani menyampaikan apa pun yang dia alami. Hingga akhirnya kondisinya semakin drop dan sudah beberapa hari pulang dari pondok pesantren.

Konon, di pondok pesantren, Intan merasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari kakak kelasnya. Awalnya dianggap biasa, namun lama-lama perasaan tidak nyaman itu menumpuk hingga akhirnya menimbulkan sesak nafas yang sangat mengganggu.

Lantas, benarkah perlakuan dari kakak kelasnya itu yang menjadi penyebab utamanya?

Ada dua pertanyaan yang saya sampaikan, masing-masing dari kasus pertama dan kasus kedua. Benarkah kedua anak tersebut tidak mau sekolah dan merasa sesak nafas karena kejadian di sekolah atau di pondok pesantren?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun