Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vanessa Rp 80 Juta, Wow Kereeen...

14 Januari 2019   10:27 Diperbarui: 14 Januari 2019   11:21 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari, antena yang terpancar dari dalam diri kita menangkap semua sinyal atau informasi yang beredar dari berbagai media. Dari mulai radio, televisi, surat kabar, hingga media sosial. Yang paling masif adalah informasi melalui gawai seperti telepon seluler yang hampir pasti dimiliki setiap warga Indonesia. Bahkan tak jarang ada satu orang yang memiliki lebih dari satu gawai.

Ada banyak informasi yang muncul, dari mulai berita korupsi, kecelakaan, kriminal, pemilihan presiden, berita pertandingan olahraga, peristiwa dari dalam negeri hingga belahan dunia. Bahkan info seputar belahan dada dan hingga belahan paha. Semua tersedia, hingga seolah banjir informasi apa saja.

Terbaru, yang sangat menarik perhatian adalah prostitusi online dengan tarif Rp 80 juta yang benar-benar membuat heboh nusantara. Seketika urusan cebong sama kampret terhenti sementara, berganti urusan jasa nikmat yang bayarannya luar biasa. Ada yang simpati atau malah sebaliknya. Lantas bagaimana seharusnya dalam menyikapinya?  

Izinkan kali ini saya mencoba mengulas informasi seputar pesohor yang sedang nyambi dengan bayaran mahal itu, menggunakan kacamata 'Magnet Rezeki' yang dipopulerkan Ustaz Nasrullah, melalui bukunya Rahasia Magnet Rezeki.

Saat pertama kali mendapat informasi tentang artis yang diduga menawarkan jasa semahal itu, apa yang muncul di pikiran kita? Ingat, diri sendiri sejatinya adalah magnet dengan pusat energi magnet ada di dalam diri masing-masing. Saat respons yang muncul kurang positif, maka sejatinya, energi itu akan kembali kepada diri sendiri.

Sebaliknya, saat memberikan respons yang positif bahkan sangat baik, maka sejatinya respons itu juga akan kembali pada diri sendiri. Ada yang mengatakan, kita adalah apa yang kita pikirkan dan kita ucapkan. Ketika respons pertama langsung menghujat atau bahkan mengucapkan kata-kata yang kurang baik, maka yakinlah, energi dari kata kurang baik itu akan kembali pada diri sendiri.

Bukankah ucapan adalah doa? Maka menjaga setiap ucapan, dalam hal ini menjaga respons pertama pada setiap kejadian, sangat penting dilakukan. Ada baiknya, mulai sekarang harus berlatih memberikan respons yang positif atas apa saja. Latih hati dan pikiran selalu melihat dari sisi yang lebih positif.

Seperti contoh ketika membaca informasi prostitusi online puluhan juta rupiah itu, langsung ucapkan, "Alhamdulillah, bagus itu!" atau bisa juga dengan kalimat, "Wow, kereen banget...!" Kok malah bersyukur dengan mengucap Alhamdulillah? Mari lihat dari sudut pandang yang baik. Jelas saja harus bersyukur, karena dengan informasi tersebut, semua masyarakat disadarkan bahwa fenomena ini terus ada.

Dari sisi Vanessa, tentu harus bersyukur karena kejadian ini membuatnya punya kesempatan menjadi pribadi yang jauh lebih berkualitas. Bagi mereka yang bercita-cita menjadi pesohor, akhirnya bisa berpikir lebih panjang. Benarkah profesi itu satu-satunya yang membawa orang menjadi sukses. Bukankah banyak lagi profesi yang bisa diraih dengan mudah dan nyaman dengan hasil yang juga berlimpah?

Pendek kata, setiap apa pun yang terjadi, selalu ada sisi baiknya. Bahkan, andai kata kisah Nabi Nuh yang belum berhasil mengajak anaknya ke jalan kebaikan itu terjadi pada saat ini, boleh jadi Nabi Nuh akan di-bully habis-habisan oleh warganet. Padahal, justru dari kejadian itulah umat bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. 

Hidup ini terlalu indah jika harus diisi dengan hujatan, makian atau ungkapan yang tidak sepantasnya. Pikiran dan hati kita terlalu mahal rasanya jika harus diisi informasi yang kurang positif. Tanyakan saja mantan Menteri BUMN, pak Dahlan Iskan yang pernah ganti hati. Entah berapa miliar beliau habiskan untuk urusan mengganti hati itu. Pun mereka yang terkena ketidakberuntungan di bagian otak, harus membayar mahal untuk memperbaikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun