Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tahun Baru, Saatnya Berpikir dengan Cara Baru

30 Desember 2018   14:54 Diperbarui: 30 Desember 2018   15:39 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diedit oleh pribadi

Banyak yang mengatakan, Tahun Baru semua harus serba baru. Terutama semangat baru dan juga mewujudkan impian-impian baru. Namun sebelum itu semua, izinkan saya menawarkan hal paling utama, cara berpikir baru.

Kenapa harus cara berpikir baru? Boleh jadi ada yang kurang pas dengan cara berpikir yang dilakukan selama ini. Sehingga momen pergantian kalender ini menjadi saat tepat untuk memulai cara berpikir berbeda dari sebelumnya.

Pembaca yang budiman, apa pun yang kita alami dan dapatkan, semua berawal dari proses berpikir. Allah yang Maha Segalanya, sudah menganugerahkan sebuah alat super canggih di dalam tubuh manusia. Apa itu? Ya, Anda benar, alat itu bernama otak. Organ tubuh ini sangat vital dan canggihnya melebihi komputer paling canggih mana pun di dunia. Bukankah yang menciptakan komputer canggih itu adalah manusia dengan kemampuan otaknya?

Sayangnya, anugerah dari Sang Maha Pencipta itu belum banyak dimaksimalkan. Seperti halnya smartphoneyang sekarang hampir pasti dimiliki semua umat di muka bumi ini, hanya sedikit fitur yang dimanfaatkan. Sementara fitur cerdas lainnya, jarang digunakan. Entah memang tidak diperlukan, atau tidak tahu cara menggunakannya.

Begitu pula dengan otak. Tahukah bahwa otak manusia memiliki 1 triliun sel yang bisa melejitkan kemampuan manusia menjadi sangat luar biasa. Sayangnya, dari 1 triliun sel itu, tak lebih dari 10 persen yang sudah dimanfaatkan. Sisanya, ya dibiarkan saja seperti smartphone tadi.

Meski memiliki kapasitas 1 triliun sel, namun rata-rata manusia hanya berpikir 60 ribu sampai 80 ribu kali saja setiap hari. Ini membuktikan bahwa sel yang triliunan itu belum banyak dimanfaatkan. Hal ini seperti ditulis James Borg dalam bukunya 'Kekuatan Pikiran'.

Anda ingin jadi apa, meraih apa, hingga ingin mendapatkan apa, semua bergantung dari cara berpikir Anda sendiri. Kualitas pikiran Anda akan mempengaruhi bagaimana diri Anda berperilaku dan bertindak. Inilah yang disebut dengan cara berpikir baru tadi.

Selama ini, umumnya manusia dikendalikan pikirannya. Padahal, pikiran itu adalah alat milik diri Anda sendiri. Karena itu, mulai saat ini dan seterusnya, saatnya Anda mengendalikan pikiran Anda sendiri. Anda bisa membimbing pikiran menuju kesuksesan yang diharapkan, pun sebaliknya bisa menjerumuskan pikiran ke jurang kegagalan. Semua bergantung pada kendali Anda sendiri. Karena itu, untuk mengubah hidup Anda, syaratnya mudah sekali. Yang perlu dilakukan hanyalah mengubah pikiran Anda.

Apa yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, semuanya ditentukan bagaimana cara berpikir dan menghadapinya. Terkadang manusia dengan cepat menyalahkan keadaan atau orang lain, bahkan menyalahkan takdir jika ada sesuatu yang buruk sedang menimpa diri sendiri. Akibatnya, yang dirasakan adalah perasaan marah, jengkel, sakit hati, hingga cemas dan khawatir.

Adalah benar, dalam hidup terkadang manusia harus mengalami semua perasaan tidak nyaman tadi. Namun sebenarnya pikiran kitalah yang menentukan bagaimana kita merasa dan bagaimana kita berperilaku selanjutnya.

"Siapa yang ngga jengkel kalau tiba-tiba dicaci-maki orang lain?" begitu kata salah satu sahabat suatu ketika. Kalau memang tidak merasa bersalah dan tidak merasa melakukan kesalahan, kenapa tidak mencoba cuek saja. Sehingga tidak ada energi positif yang terbuang percuma, berganti dengan energi kurang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun