Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Temukan Video Porno Suaminya, Ini yang Dialami Peni

5 Februari 2018   11:40 Diperbarui: 6 Februari 2018   07:25 2396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pak, tolong bantu saya. Saya tidak kuat. Saya sudah tidak sanggup. Rasanya mau mati saja," terdengar suara wanita di ujung telepon diiringi tangisan terisak.

Entah suara siapa wanita ini? Meski beberapa kali saya tanyakan siapa namanya, tidak langsung menjawabnya. Hanya terdengar suara tangisan, dan dan kalimat, "tolong saya pak..."

Dengan tegas saya coba ambil alih kendali emosinya. Saya minta fokus pada suara, sekaligus membuang sementara gambar atau perasaan apa pun yang muncul. Saya minta langsung tarik nafas panjang dari hidung dan mengembuskan perlahan melalui mulut.

Beruntung wanita ini mau mengikuti arahan dan bimbingan. Terdengar suara tangisan agak reda. Kemudian terdengar pula suara embusan nafas. Setelah agak tenang, barulah saya minta menceritakan kembali apa yang terjadi.

"Pak, saya lihat video suami saya dengan wanita lain," sebut wanita bernama Peni ini. Tentu ini bukan nama sebenarnya. Lantas, apa isi video yang membuat tangisannya sampai demikian histeris? "Video 'begituan' pak. Tidak pantas dilihat," sambungnya.

Kontak saja, ada perasaan sangat jijik ketika mengingat kembali kejadian tersebut. Pikirannya kacau, tidak karuan. Sama sekali tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

Yang menjadi persoalan, saya tidak bisa langsung membantu Peni mengatasi masalah traumanya. Sebab, wanita ini ternyata sedang tugas di luar kota. Namun, tidak mau juga direfer ke terapis lain.

"Saya mau diterapi di Samarinda saja. Tapi tolong bantu saya dulu, karena saya masih di luar kota selama 6 hari lagi," ujar wanita 41 tahun ini.

Untuk sementara, maka Peni dibantu untuk menetralisir emosi meledaknya itu dengan teknik khusus, sebuah teknik yang cepat dan presisi guna meredakan emosi yang intens. Namun, teknik ini hanya bisa digunakan secara darurat. 

Berikutnya, Peni tetap harus menuntaskan masalahnya dengan terapi lengkap sesuai protokol hipnoterapi dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology.

Sesuai janjinya, usai tugas luar kota, Peni benar-benar datang menuntaskan sesi terapinya. Dengan teknik hipnoterapis klinis, akar masalah yang menjadikan Peni sulit mengendalikan amarahnya, bisa diketahui. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun