Mohon tunggu...
Endro S Efendi
Endro S Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Trainer Teknologi Pikiran

Praktisi hipnoterapis klinis berbasis teknologi pikiran. Membantu klien pada aspek mental, emosi, dan pikiran. Aktif sebagai penulis, konten kreator, juga pembicara publik hingga tour leader Umroh Bareng Yuk. Blog pribadi www.endrosefendi.com. Youtube: @endrosefendi Instagram: @endrosefendi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Begini Cara Menyusun Target Melibatkan Alam Bawah Sadar

23 September 2017   18:14 Diperbarui: 23 September 2017   18:21 5245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: nova.grid.id

Setiap orang pasti memiliki keinginan tertentu, baik itu dari sisi karir, kesehatan, pendidikan, hingga persoalan finansial. Tak sedikit orang yang mengumpat pada dirinya sendiri hingga menganggap dirinya sial, karena merasa jalan hidupnya selalu sulit dan jauh dari keberuntungan. Alih-alih berharap mendapatkan apa yang diinginkan, yang terjadi kadang sebaliknya, apa yang sebelumnya didapatkan pun malah hilang, lenyap begitu saja.

Seperti tertulis di atas, setiap orang pasti punya keinginan atau target. Persoalan mendasar adalah tidak secara jelas dan rinci menetapkan target yang ingin dicapai. Orang-orang yang merasa hidupnya selalu sulit, nyatanya kerap tidak menuliskan target ini dengan gamblang.

Haruskah target yang ingin dicapai itu ditulis terlebih dahulu? Dengan tegas jawabannya adalah: iya. Sebab, ada perbedaan mendasar antara kerja dari pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar. Apa yang diinginkan pikiran sadar belum tentu sejalan atau diterima pikiran bawah sadar.

Itu sebabnya, untuk mengetahui apakah pikiran bawah sadar setuju atas keinginan pikiran sadar, maka target ini perlu jelas, rinci, dan ditulis. Menulis target atau impian ini adalah teknik ideomotor response yang langsung menembus faktor kritis. Dengan demikian target ini masuk ke pikiran bawah sadar.

Menulis target secara jelas ini pula yang coba dikembangkan Anis Baswedan, sejak sebelum menjadi Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen), melalui kegiatan Kelas Inspirasi, turunan dari kegiatan Indonesia Mengajar. Jika Indonesia Mengajar adalah program jangka panjang, yakni para lulusan perguruan tinggi mengajar di pedalaman dan perbatasan selama satu tahun, maka Kelas Inspirasi waktunya hanya satu hari.

Ya, dalam Kelas Inspirasi itu, para profesional dari berbagai bidang diminta menyisihkan waktunya satu hari untuk mengajar di sekolah dasar, diutamakan untuk mereka yang duduk di kelas 4, 5 , dan 6. Melalui kegiatan ini, para murid sekolah dasar dimotivasi memilih cita-cita yang diinginkan, dan didorong bisa mewujudkan cita-cita itu. Caranya, para siswa diharuskan menuliskan cita-cita yang diinginkan di sebuah kertas origami. Setelah itu, kertas berisi cita-cita itu ada yang digantung di "jemuran cita-cita", atau ditempel di sebuah "pohon cita-cita". Ada juga yang kertas origaminya dibentuk menjadi burung, kemudian diterbangkan dengan balon udara.

Kegiatan Kelas Inspirasi itu secara tidak langsung mengajak murid sekolah dasar untuk menjalankan teknik ideomotor response, sehingga diharapkan menembus faktor kritis. Harapannya target yang ditulis para murid tadi masuk ke pikiran bawah sadar mereka. Terdengar sepele, namun hal itu diyakini akan berkesan dan seluruh sel tubuhnya akan meresponse perintah 'target' yang sudah ditulis dan terekam dengan jelas di alam bawah sadar tadi.

Saat duduk di bangku SD, SMP atau SMA, bukankah Anda juga sering berhadapan dengan hafalan rumus atau hafalan tertentu? Sudah berusaha menghafal, nyatanya tak hafal-hafal juga. Memori di otak seolah menolak perintah hafalan yang sedang kita lakukan. Akibatnya, ada yang kadang membuat catatan kecil dengan bahasa singkat, padat, jelas, bahkan hanya diri sendiri yang memahaminya. Catatan kecil berisi rangkuman pelajaran itu bahkan bisa menjadi sangat panjang, hingga kesulitan menyembunyikannya.

Anehnya, setelah menulis ringkasan ini, bisa langsung hafal dengan apa yang ditulis. Memang tidak lantas hafal 100 persen, tapi setidaknya ada yang 'nyangkut' di memori otak. Sehingga tak jarang, catatan kecil nan panjang yang disiapkan saat ujian berlangsung, tak perlu dibuka semuanya, karena pasti ada yang diingat. Kecuali memang benar-benar lupa. Itu pun, otak minimal mengingat di mana posisi catatan yang kita ingin lihat saat ujian berlangsung, sehingga tidak perlu membuka semua catatan dengan panjang. Kalau catatannya dibuka semua, bukankah risikonya bakal ketahuan guru? Hal ini menjadi bukti bahwa mencatat sangat penting untuk memasukkan 'file' ke memori bawah sadar.

Tak sedikit pula yang metode menghafalnya dengan menggunakan kalimat tertentu, atau dengan cara menyingkatnya. Namun tetap harus dicatat terlebih dahulu, kemudian dibaca dengan bersuara. Dulu, ketika saya duduk di bangku sekolah dasar, diberikan pelajaran tentang daerah-daerah di Indonesia yang menghasilkan minyak bumi. Saya pun membuat sendiri singkatannya menjadi: Pang Pla Cep Won Bal Bul Tar Sor. Hingga kini saya masih mengingat singkatan itu, karena tersimpan sangat rapi di alam bawah sadar. Daerah itu masing-masing adalah Pangkalan Bun, Plaju, Cepu, Wonokromo, Balikpapan, Bulak, Tarakan, dan Sorong. Boleh jadi, Anda juga masih mengingat beberapa pelajaran yang didapat saat di SD hingga SMA, karena sudah ditulis dengan cara disingkat dan kemudian tersimpan abadi di alam bawah sadar.

Beberapa contoh ringan itulah yang menjadi alasan kenapa target yang ingin dicapai harus ditulis dengan rinci dan jelas. Setelah target ditulis, perlu secara sadar dan detil menentukan strategi untuk mencapai target ini. Baru setelahnya dilakukan pengecekan apakah ada penolakan dari pikiran bawah sadar atau tidak. Bila ada, atasi penolakan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun