Pembelajaran Jarak Jauh yang biasa disebut PJJ, akan berlanjut lagi ditahun 2021, selama angka penderita COVID-19 belum turun secara signifikan. Jenuh, bosen dan kurang maksimalnya penyampaian materi sepertinya akan terjadi bagi peserta didik dan tenaga pengajar.
Banyak sekali hambatannya dalam PJJ, dari layanan internet yang buruk, kepemilikan gadget dan pengajar yang kesulitan alias gaptek. Situasi saat ini terbalik karena PJJ, dulu siswa bawa HP ke sekolah dilarang dan disita, tetapi sekarang kepemilikan HP menjadi wajib untuk mendukung jalannya PJJ.
Dalam menjalani PJJ, sekolah banyak merombak cara pembelajaran. Serta beradaptasi dengan pembelajaran daring. Namun sering kali banyak orang tua yang protes terhadap hasil dari PJJ. Orang tua harusnya ikut mengerti akan kesulitan yang dialami oleh guru dan anak-anaknya, tentunya didukung oleh suasana rumah yang kondusif.
Keterlibatan orang tua selama PJJ sangat membantu jalanya kegiatan belajar mengajar. Psikis anak tentunya terganggu dengan PJJ, mereka sudah kangen ingin bertemu dengan teman-temannya dan suasana sekolah.
Siswa pun sangat terbebani dengan setiap kali PJJ berkahir dengan tugas yang seabrek. Ini maksud gurunya apa ya? setiap hari ada tugas, apakah dengan alasan untuk mengukur keseriusan anak didiknya selama daring, atau gurunya yang kebingungan memberikan materi? Semoga pandemi segera berlalu.
Penulis: Endro Aji, Mahasiswa STISIP WIDURI.