Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Mendidik Seperti Maryam, Ibunda Nabi Isa as

25 Juni 2021   08:25 Diperbarui: 25 Juni 2021   09:12 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Adakah di antara kalian yang suka dengan menaman? Menanam bukan hanya sebatas dipraktekan pada tanaman. Tanaman padi tidaklah akan terlihat indah, bila tidak ada campur tangan petani. Indahnya perkembunan teh tak akan memanjamkan mata, bila tak ada peran penanam yang selalu merawat tanaman teh tersebut.

Namun, pernah kita berfikir untuk menanam kebaikan? Berapa banyak kebaikam yang telah kita tanam saat di dunia ini? Atau jangan-jangan, kita masih lalai yang enggan untuk menanam kebaikan?

Maka, bila saat ini, ada sebagai orang tua, hendaklah menanam kebaikan untuk diri anda dan keluarga. Terlebih untuk keluarga, siapkahlah anak-anak anda dengan bekal yang baik. dan sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaaan kepada Allah. Hal ini telah dijelaskan dalam kitab-Nya.

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (an-Nisa:9)

Seseorang yang cerdas, dirinya tidak akan berfikir ego untuk dirinya sendiri. Namun, sesorang yang cerdas adalah dialah yang merancang masa depannya untuk masyarakat luas terlebih untuk keluarga dan anak-anaknya. Karena tantangan anak-anak saat ini akan sangat berat bila dibandingkan dengan tantangan saat ini. Bila ia tak mampu menghadapinya, maka jurang kegagalan kian menjadi penghalang baginya.

Memperiapkan generasi masa depan, tidak hanya berbicara masalah kesuksesan duniawi. Namun, juga disertai bekal agama yang baik. Bahkan, pelajaran yang pertama kali harus dipelajari seorang anak, hendaklah ia belajar agama. Karena Rasulullah pernah bersabda,:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)

Bila ingin menjadi seseorang yang baik, hendaklah ia belajar Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an adalah sebaik-baiknya petunjuk yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Maka, sudah sewajibnya bagi seseorang muslim untuk bisa membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an.

Seorang anak yang belum baligh, memiliki kemampuan untuk mempelajari kitabullah dengan baik. Karena dirinya masih bersih. Dirinya belum dibebani dosa-dosa kotor sebagaimana seseorang yang telah berusia baligh. Maka, ajarkanlah mereka Al-Quran sedari dini.

"Kalau saya nggak bisa mengajarkannya, gimana?"

Bila seorang orang tua tak bisa mengajari anaknya karena keterbatasan ilmunya, bagi amanahkanlah kepada seorang guru yang memiliki kompetensi di bidangnya. Titipkan kepada seorang guru, kelak anak tersebut dapat mengambil manfaat dari ilmu yang diajarkan oleh gurunya.

Kisah Maryam adalah contohnya. Maryam adalah Ibunda dari Isa as. Ia adalah putri dari pasangan Imran dan Hana. Keluarga ini adalah contoh teladan yang patut untuk diteladani dalam kehidupan manusia. bahkan, kisah keluarga ini, Allah muliakan dengan mengabadikannya di dalam Al-Quran yaitu surat ketiga, Surat Al-Imran.

Alkisah, Maryam adalah sosok perempuan suci yang kelak akan melahirkan anak yang suci pula. Yang kelak akan menjadi sosok penting bagi bumi ini. Ia pun dibimbing oleh pamannya, yaitu Zakaria. Salah satu Nabiyullah yang memiliki ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT. Ia pun membimbing Maryam dengan penuh kecintaan dan kebaikan. Dirinya menyadari bahwa kelak Maryam akan menjadi sosok yang penting di masa kelak.

Hendaklah, orang tua saat ini mengambil hikmah dari keluarga Imran. Mendidik anak dengan mencintai agama akan membuahkan nilai yang sangat besar. karena kelak, anak-anak dapat menjadi penolong di hari akhir. Mereka mampu menggandeng bapak-ibunya untuk bisa masuk ke dalam surga. Suatu tempat yang paling indah. Keindahannya melebihi dunia dan isinya.

"Yaitu, surga-surga "Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang shaleh dari nenek moyangya, pasangan-pasangannya, dan anak-cucunya sedang para malaikat masuk ke tempat- tempat mereka dari semua pintu. "(QS. Ar-Ra'd: 23)

 Betapa bahagia bila keluarga yang kita bina bisa seperti itu. Tentunya, itu tidak didapat dengan cara yang biasa saja. Kita perlu menaman sejak dini, mengajarkan kebaikan dengan dasar agama yang baik, membimbingnya agar anak-anak kita mendapatkan pendidikan yang maksimal. Dan semua kelak, akan dipetik di waktu yang indah. Di tempat yang paling indah dan tentunya bersama orang-orang yang tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun