Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rezekimu Telah Diatur

14 Juni 2021   09:27 Diperbarui: 14 Juni 2021   09:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang hamba, terkadang kita lupa akan tujuan hidup di dunia ini. Ada yang  selama hidupnya berfoya-foya saja, mengganggap bahwa hidupnya hanya di dunia ini saja. Ada juga yang tujuan hidupnya hanya bekerja dan terus bekerja. Pagi ia berangkat, malam ia pulang ke rumah. Begitu rutinitasnya selama hidupnya. Dan tak jarang, orang-orang seperti itu tak menghiraukan keluarga. Padahal apa ia cari di luar rumah, sejatinya adalah untuk penghuni rumahnya, baik anak-anak, istri yang membersamainya di rumah.

Bila kita mentaddaburi al-Qur'an, segala apa yang telah Allah tetepkan itu sudah ada jaminannya. Bahkan, sebelumnya alam ini diciptakan, segala rizki hamba-Nya telah ditentukan. Lantas, mengapa masih ada hamba yang takut akan kehabisan rezekinya di dunia ini?

"Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu." (QS. 51:22)

Dalam ayat di atas, Allah menggunakan kata "rezekimu" dengan kata lampau. Hal ini sebagai penegasan kepada kita semua bahwa rezeki setiap hamba itu telah ditentukannya. Kita hanya berusaha semaksimal mungkin, tanpa meninggalkan kewajiban-kewajiban lainnya. Shalat, membaca al-Qur'an, sedekah adalah amalan-amalan yang mesti  dikerjakan, di luar bekerja mencari nafkah.

Selain itu, kata "dijanjikan" dalam ayat di atas menggunakan kata mudhari atau kata yang berfungsi untuk sekarang hingga masa depan. Dari sini bisa dipahami bahwa setiap hamba itu tak akan dikurangi rezekinya sampai ia berpulang kepada-Nya. Maka, tak usah risau, bila saat ini harta yang kita miliki sedikit, karena bisa jadi kelak Allah akan titipkan yang lebih banyak atau bahkan dibalas di alam akhirat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun