Mohon tunggu...
Endri  Prasetyo
Endri Prasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis (Khazanah Islam, Ekonomi dan Sastra)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Indahnya Tanah Papandayan

2 Juni 2021   08:13 Diperbarui: 2 Juni 2021   09:58 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Camp Papandayan| Dokpri

Kemarin, kita telas ulas tentang indahnya dataran tinggi Dieng, salah satu dari destinasi wisata asal Jawa Tengah. Indah, cantik, dan mempesona bisa disematkan kepada wilayah tersebut. Bahkan, masih banyak lagi pujian yang menurut saya, pantas disandang. Pokoknya, rugi deh yang belum pernah ke sana.

Nah, kali ini, kita masih akan mengulas tentang destinasi pegunungan.

Kok gunung lagi sih? Pasti ada berpikiran begitu yah?

Sejujurnya, saya memang senang naik gunung. Eits, hanya senang yah. Bukan hobi. Karena di sana, saya lebih merasa menjadi diri saya pribadi.

Di gunung, mau enggak mau, kita harus saling membantu. Teman kelelahan, kita tunggu. Kita kelelahan, mereka menunggu. Seakan itu seperti magnet yang saling berketaitan.

Bila di gunung saja, kita bisa saling membantu. Mengapa dalam kehidupan sehari-hari, kok jarang banget yah? Tetangga rumah kesulitan, kadang-kadang cuek. Bahkan, sampai nggak tahu. Kalau hidup di kota sih, masih wajar. Karena siklus kehidupannya, berangkat pagi pulang malam. Pas weekend, maunya rebahan. Jadi, kalau nggak ada niat keluar rumah, mana tahu kondisi tetangga. Tapi tetep yah, itu nggak bagus. Sudah semestinya, kita harus tahu kondisi tetangga kita. karena bagaimana pun, mereka adalah saudara tak seibu yang berada paling dekat dengan kita.

Dari situ, saya mulai merasa, kalau ingin melihat teman kita baik sama kita, coba ajakin naik gunung. Kalau egois, nanti ketahuan deh sifatnya. Tapi, kalau dia nggak mau, jangan dipaksa. Nanti kalau dipaksa, jadi malah beban buat kita.

Balik lagi yah, seputar destinasi pegunungan. Kali ini, saya akan mengulas gunung yang tingginya sih, nggak terlalu. Pokonya cocok deh, buat pemula. Selain itu, jalannya pun sudah dirapihin. Karena gunung itu sudah dijadikan kawasan wisata. Jadi akses pendakiannya pun, terbilang cukup terawat.

Kala itu, saya berangkat dari Bekasi bersama lima orang teman. Sebenarnya berenam, yang satu lagi, katanya menyusul. Karena masih ada rapat di kantornya.

Kami pun memutuskan untuk berangkat di Jumat sore dengan bis menuju ke Garut. Sesampainya di Garut, kami istirahat di terminal sambil menunggu waktu fajar datang. bersih-bersih dulu, biar kelihatan agak rapih.

Mentari pun sudah menyapa. Kami pun mulai mencari angkot yang akan membawa kami ke kawasan Gunung Papandayan. Sang kenek pun menawari kami untuk menaiki angkot miliknya. Setelah melakukan negosiasi, kami pun setuju dengan harga yang ditawarkan. Ternyata, kami diantar bukan di titik simaksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun