Mohon tunggu...
Endra Wahyoudee
Endra Wahyoudee Mohon Tunggu... Guru - Guru

Masih ingin terus belajar, karena belajar dapat menemukan hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sapi yang Dikenang

31 Agustus 2022   14:03 Diperbarui: 31 Agustus 2022   14:04 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, tepat di hari raya Qurban, jam dinding menunjukan pukul 5.30 pagi, vian sudah rapih dan bersiap-siap untuk pergi ke masjid ingin mengikuti sholat ied, dia begitu tergesa-gesa karena biasanya dia ikut bertakbir sambil menunggu waktu.

"Ayah.., Bunda.., ayo berangkat sholat nanti sudah rame dimasjid", ucapnya. Sementara ayahnya sudah siap dan bundanya serta kakak dan adiknya belum rapih. "iya sebentar lagi ini adek belum rapih", sahut bundanya. Dan tak lama kemudian akhirnya mereka semua berangkat untuk melakukan sholat tied.

Di Masjid, sebelum sholat dimulai, vian berbisik ke ayahnya "yah, nanti aa vian ikut lihat potong sapi ya?, aa kan dah gak takut lagi". Kebetulan ayahnya adalah salah satu panitia pemotongan hewan qurban nya. Ayahnya pun menjawab "iya, nanti kalau aa mau lihat dari jauh aja ya". "oke ayah", sahut vian.

Usai sholat vian dan keluarganya berkumpul dirumah untuk menikmati sarapan pagi, yakni menu lontong sayur opor ayam. Sambil makan dengan tergesa-gesa, vian sepertinya ingin cepat menyudahi sarapannya karena tak sabar ingin melihat pemotongan sapi. Sesekali vian berkata kepada ayahnya "jam berapa yah potong sapinya?". Ayahnya pun menjawab "nanti jam 8".

Waktupun telah menunjukan pukul 07.55 dan ayahnya vian mengajak vian ke lokasi pemotongan hewan qurban disamping masjid. Setelah sampai dilokasi ternyata sudah banyak panitia lain yang berkumpul dan bersiap-siap. Ada juga beberapa panitia yang sedang merapihkan lokasi agar steril.

Sebelum dimulai, ayah vian menyuruh vian untuk tidak masuk ke area pemotongan. "vian tunggu di sana aja ya", kata ayahnya sambil menunjuk ke arah plataran masjid. Sambil berlari kecil vian pun menyahut "iya yah aa vian kesitu ya". Semua panitia pun berkumpul dan melakukan do'a persiapan pemotongan yang dipimpin oleh seorang ustadz yang ada dilokasi.

Takbir pun berkumandang mengiringi pemotongan hewan qurban satu persatu. Sesekali ayah vian melihat ke arah vian yang sepertinya tampak agak ketakutan dan merasa sedih sambil berdiri bolak balik ke arah depan dan belakang, terkadang sesekali juga vian hilang dari pandangan yang entah menunggu dimana.

Waktu menunjukan pukul 12.00, semua panitia pun beristirahat makan siang dilanjutkan sholat dzuhur. Saat makan siang ayah vian mencari-cari vian tidak ada dilokasi. Sambil bertanya ke istrinya "bun, aa vian mana, kok ga ada disini". "Gak tau tadi disini sambil main HP", sahut sang istri. Hingga pemotongan pun selesai, vian tidak nampak batang hidungnya dilokasi.

Sesampainya dirumah, ternyata sudah ada vian sedang main HP dengan wajah yang nampak murung dan sedih. Sang ayah bertanya ke istrinya kenapa dengan aa vian dan kata istri dia tidak mau makan dan tidak menjawab ketika ditanya.

Setelah beberapa saat, sang ayah menghampiri vian dan bertanya kepadanya "aa vian kenapa kok kata bunda aa vian gak mau makan dan cuma minum aja". Vian pun tidak langsung menjawab, setelah ditanya sekali lagi baru vian menjawab dengan nada lirih dan mata berkaca-kaca "aa vian gak mau makan yah, aa vian takut, takut sapinya datang kesini lagi". 

Ayah sambil tersenyum dan berkata "gak apa-apa aa vian, sapi yang sudah dipotong gak akan hidup lagi". Vian langsung berkata lagi "aa vian kasihan yah sama sapinya tadi dipotong sambil teriak, jadi aa vian takut kalau sapinya balik lagi". Dengan memberi pengertian kepada vian, ayahnya menjelaskan tentang qurban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun