Pada pandemi tahun ini, semua masyarakat terkesan dituntut untuk menjadi produktif. Tidak heran, banyak kegiatan mereka yang terpaksa dirumahkan hingga dibatalkan membuat mereka mencari cara untuk tetap produktif. Saya sebagai mahasiswa yang memiliki banyak sekali project pada awal tahun pun merasakan hal yang serupa. Saya pun tergerak untuk ikut produktif.
Kegiatan mencari produktif itu akhirnya memecah kebuntuannya setelah saya diberi tugas kuliah membuat resume film The Wolf of Wall Street. Singkat cerita, film itu adalah tentang seorang broker yang melayani jual beli saham. Terlepas dari cerita dan konflik di film tersebut, saya menjadi penasaran untuk mencoba dunia saham.
Langkah pertama saya adalah untuk mencari tahu istilah-istilah dasar dalam saham. Setelah menelusuri internet cukup lama, saya akhirnya menemukan akun Instagram bernama @ngertisaham. Akun Instagram tersebut merupakan akun edukasi saham yang menyediakan pembelajaran di highlight mereka. Penjelasan seperti dasar-dasar saham serta apa itu pasar modal, hingga istilah-istilah yang tidak asing lagi di dunia saham seperti fundamental analysis dan technical analysis.
Keberadaan akun @ngertisaham sangat membantu saya sebagai pemula. Pengetahuan-pengetahuan umum yang saya dapatkan juga sebagai bekal untuk menonton teman saya yang sebelumnya sudah terjun terlebih dahulu, melakukan trading saham pada jam pembukaan bursa. Ia menawarkan saya untuk melihat ia melakuka trading agar bisa merasakan langsung.
Mindset berperan besar dalam dunia saham. Tujuan seseorang terjun ke dunia saham ini untuk apa? Apakah untuk investasi? Atau untuk trading? Untuk kalian yang belum tahu, trading sendiri merupakan salah kegiatan jual beli saham dalam jangka waktu yang pendek. Berbeda dengan investasi yang tujuannya untuk jangka panjang, trading biasanya dilakukan harian atau mingguan.Â
Singkat cerita, akhirnya saya membuka akun RDN (Rekening Dana Nasabah) di MNC Sekuritas. Pembukaan akunnya cukup mudah karena sebelumnya saya sudah memiliki tabungan BCA. Setelah semua urusan pendaftaran selesai, perjalanan saya di dunia saham pun dimulai.Â
Perjalanan belajar saya di dunia saham tidak berhenti di @ngertisaham. God bless the internet, banyak sekali video-video edukasi saham yang beredar di Youtube. Tidak perlu mengikuti kelas online dengan tarif yang tidak cocok dengan kantong mahasiswa. Saking semangatnya belajar, saya sampai menulis semua pelajarannya kembali di buku catatan. Terasa seperti mata kuliah.
Beberapa bulan setelah belajar dari Youtube, saya mengetahui bahwa ada grup di Telegram yang isinya juga edukasi untuk saham. Grup tersebut bernama Grup Belajar Saham+. Grup tersebut memiliki 5 ribu lebih anggota dengan setiap harinya selalu ramai pesan masuk.
Perlahan-lahan saya mencoba untuk mengikuti arus group chat tersebut, seperti turut serta aktif dalam diskusi atau hanya sekedar menyimpan pesan yang menurut saya edukatif. Ada juga istilah-istilah slang yang ada di dunia saham ini. Ibaratnya, grup ini seperti tongkrongan virtual. Istilah trader angkatan corona juga saya dapatkan dari sini, yang berarti trader-trader baru yang baru masuk di tengah pandemi Covid-19.
Grup Belajar Saham+ memiliki beberapa figur yang bisa dijadikan panutan oleh anggota grup. Saya senang dengan konsep seperti itu karena bisa membuat grup ini lebih terarah. Ribuan anggota namun saya selalu merasa bahwa mereka memiliki kepala yang sama. Prinsip, tujuan dan pemikirannya jarang ada yang berseberangan. Pengalaman dari anggota-anggotanya juga bisa menjadi bahan refleksi untuk saya.
Saya, seorang trader angkatan corona, merasa beruntung bisa kecemplung di dunia saham di saat-saat seperti ini. Banyaknya orang dari berbagai platform membagikan ilmunya mengenai saham merupakan keuntungan besar bagi saya. Dengan waktu luang yang cukup banyak, saya rasa ini adalah waktu yang tepat untuk kita merasakan dunia saham.
