Mohon tunggu...
Yanyan Endian
Yanyan Endian Mohon Tunggu... Pengacara - sederhana, smart, jujur, profesional

Master Hukum konsen dengan korporasi, pertambangan, Konstitusi dan Pemerintahan. pernah menjadi dosen selama 18 tahun, aktif dalam berbagai kegiatan sosial politik dan profesional.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Sepiring Oyek

28 Juni 2020   16:36 Diperbarui: 28 Juni 2020   16:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah mengapa malam minggu itu terasa istimewa padahal tidak ada sesuatu yang dibuat istimewa. Semua bisa-biasa saja atau mungkin karena malam itu rumahku akan kedatangan tamu yang sudah lama tak bertandang ke rumahku. Tapi tamu itu kan temanku, yang biasa-biasa saja.

Sejak sabtu sore aku sampaikan pada isteriku kalau nanti malam teman kuliahku mau datang, bahkan pesan kecil temanku aku sampaikan pada anak keduaku yang sedang menggeluti dunia chef , 'bilang sama Aji ntar malam aku mau nyobain kuenya". Pesan pun terkirim dengan baik kepada mereka.

Tiba waktu magrib aku sendiri yang kikuk, nanti malam aku kasih jamuan apa dia? Maklum pergudanganku saat ini sedang mangalami paceklik berat ditambah situasi corona begini gudangku malah tak nampak bentuknya lagi, rata dengan tanah. Tiba-tiba otak ajaibku membawa paksa ke dapur dan terbukti disana ditemukan satu kantong kresek "oyek" alias beras yang terbuat dari singkong khas Ciogong, Cianjur Selatan, Jawa Barat Indonesia.

Tidak berfikir Panjang aku bergegas mencuci oyek itu dan kemudian memasaknya. Tidak butuh waktu lama nasi oyek pun matang dengan aroma khas bau bau gitu dech....hmm

Sebagai lauknya aku petik enam biji cabe rawit jablay dari kebun pot belakang rumah dan aku buatkan sambal terasi nikmat ala resep Ibuku di Kampung, agak pedas sedikit, manis asinnya pas apalagi aroma terasi Cirebonnya yang menggoda.

Sempurna. Bagai antrian pasen BPJS di Rumah sakit pemerintah, satu per satu angka jam rontok berjatuhan ke lantai hingga tak bersisa lagi angka pada jam dinding rumahku. Temanku tak datang.

Tinggallah nasi oyek, sambel terasi dan minuman teh hijau pahit tubruk kesukaannya yang tergolek kedinginan di paviliun rumahku yang mulai berembun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun