Mohon tunggu...
Endhy GW
Endhy GW Mohon Tunggu... Freelancer - Kembali menulis

Perkenalkan, saya adalah aktivis lingkungan yang juga merupakan karyawan swasta sebuah perusahaan asuransi di Indonesia. Menulis dulunya menjadi mata pencaharian saya ketika bekerja di sebuah majalah "Wedding" kenamaan di area Surabaya pada tahun 2009-2011. Saya tertarik untuk kembali menulis dan menjadi bagian dari keluarga besar kompasiana. Sebelumnya saya mohon maaf jika gaya penulisan saya gamblang dan to the point. Salam hormat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Healing di Hidden Gem Desa Warna Alam

10 November 2022   22:27 Diperbarui: 10 November 2022   22:41 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyusuri Pegunungan di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)

"Desaku yang kucinta
Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
Dan handai taulanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah bercerai
Selalu kurindukan
Desaku yang permai"

Sebuah lagu karya L Manik yang menggambarkan betapa damainya suasana desa di negeri ini.

Jelajah Alam di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)
Jelajah Alam di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)

Sebagai salah satu generasi 80an yang pernah membawakan lagu "Desaku" di depan kelas, saya merasa lagu ini penuh dengan kedamaian yang menyejukkan hati ketika membayangkan suasana pedesaan. Tentunya hal tersebut yang selalu saya dambakan ketika berada di desa, khususnya di abad 21 ini yang penuh dengan tantangan. 

Apa saja tantangan yang dimaksud? Kemajuan zaman membuat orang-orang desa tak lagi ingin berprofesi menjadi petani, anak-anak tak lagi ingin bermain layang-layang bersama karena lebih memilih bermain dengan smartphone masing-masing, udara sejuk yang kian tercemar akibat pembakaran sampah daun dan plastik, para petani yang lebih memilih menggunakan traktor daripada kerbau untuk membajak sawah, semakin berkurangnya populasi burung di pedesaan akibat perburuan liar, cuaca ekstrim yang tidak menentu sebagai dampak buruk pemanasan global, tata-krama dan keramahan penduduk desa yang sudah mulai luntur, dan masih banyak hal lain yang hilang.

Praja Muda Karana di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)
Praja Muda Karana di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)

Akan tetapi saya masih bisa menemukan desa yang sesuai dengan imajinasi dan memori akan masa kecil saya. Namanya Desa Warna Alam yang terletak di Desa Kalangan, Jl. Turi Km.4, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Pemandangan yang indah tampak dari Desa Warna Alam sangat cocok bagi masyarakat yang merindukan suasana pedesaan, juga amat direkomendasikan bagi masyarakat yang ingin melepas kepenatan dari suasana kota yang hiruk-pikuk dan membutuhkan ketenangan.

Desa Warna Alam merupakan salah satu dari sekian banyak Desa Wisata di Yogyakarta dengan lanskap pemandangan alam dan gunung Merapi yang sangat mempesona.

Gerak Jalan Internasional di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)
Gerak Jalan Internasional di Desa Warna Alam (Sumber: jogjaheritagewalk.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun