Mohon tunggu...
Endang saefulloh
Endang saefulloh Mohon Tunggu... Guru - Bahagia dan sehat selalu

Belajar mensyukuri yang ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Manajemen Waktu

23 September 2021   15:53 Diperbarui: 23 September 2021   15:56 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hidup adalah anugrah yang patut disyukuri, di dalamnya rangkaian waktu yang kita lalui, bergulir begitu cepat silih berganti datang dan pergi tanpa permisi. Sungguh mengejutkan betapa hidup ini  cepat berlalu, tanpa kita sadari rasanya baru kemarin kita merayakan hari ulang tahun yang ke sepuluh, dua puluh kemudian ke tiga puluh tahun.

Perhatikan anak-anak kita,  mereka kini  sudah remaja, malah dari mereka ada yang sudah menikah, kemudian kita mempunyai cucu. Disaat menyaksikan anak gadis kita yang tengah melangsungkan aqad nikah, tidak terasa air mata pun mentitik. Ada rasa bahagia, ada rasa haru, rasanya baru kemarin anak gadis  itu menangis minta digendong, kini ia telah dewasa dan  sudah menjadi seorang istri.

Ketika melihat anak-anak yang sudah duduk di bangku SMA, masih terbayang oleh seorang ibu seakan baru kemarin ia mengantar anaknya ke sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Demikian, waktu berlalu begitu cepat.

Waktu sangat berharga lebih berharga dari harta yang kita punya. Ketika kehilangan harta masih bisa kita cari, namun ketika kehilangan waktu, umur dan hidup tidak mungkin bisa kembali. Penyesalan tidak datang diawal, namun selalu datang di akhir.

Banyak orang menyesal, dulu ketika ada kesempatan malah disi-siakan. Kini setelah kesempatan itu hilang, tidak bisa berbuat apa-apa. Maka sungguh rugi orang yang tidak memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya, terlebih malah dipenuhi aneka kemaksiatan.

Orang bijak berkata: "Hari ini berlalu cepat seperti kuda yang talinya lepas, waktu itu berlari bagai kencangnya awan. Menyia-nyiakan waktu adalah suatu kerugian dan penyesalan".

Alloh Swt bersumpah dengan atas nama waktu, menunjukan betapa berharganya sebuah waktu. Karena waktu itu berharga maka sepatutnya kita isi dengan  aneka perbuatan yang berharga. Layaknya sebuah piring, sebagai tempat menyimpan benda berharga. Mari kita jadikan episode hidup yang singkat ini penuh dengan untaian prestasi kebaikan sehari-hari.

Rosululloh Saw bersabda : "Orang yang paling baik adalah orang yang diberi panjang umur lagi baik amalnya, dan orang yang paling rugi (buruk) adalah orang yang diberi panjang umur tetapi buruk amalnya" (HR. Ahmad, Turmudzi dan hakim).

Hidup hanya satu kali  hanya sekedar mampir. Alangkah  rugi kesempatan tidak digunakan sebaik-baiknya, terlebih  malah diisi dengan perbuatan sia-sia baik berupa ucapan maupun perbuatan. Rosululloh Saw bersabda:  "Diantara kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan perbuatan yang tidak berguna" (HR. Tirmidzi). 

Kebiasaan manusia di dunia terbagi dua yakni kebiasaan manfaat dan tidak manfaat. Dari dua  kebiasaan itulah yang pada akhirnya membentuk nasib. Artinya, jika perbuatan  yang menjadi kebiasaan itu baik, maka kelak akan menjadi nasib yang baik. Sebaliknya jika kegiatan itu buruk, maka kelak menjadi nasib buruk.

Ketika ditanya tentang kemajuan hidup, banyak orang berkata, "Ah ... itu kan sudah nasib...". Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Tidak ada nasib baik atau buruk kecuali diciptakan oleh diri sendiri. Bila kita telusuri  ternyata nasib itu merupakan sebuah rangkaian proses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun