Semalam, kita setahun bicara cinta.
Berbagi cerita, tentang orang-orang penuh obsesi yang singgah lalu pergi.
Atau perhatian, kasih sayang yang datang dan bertahan sampai sekarang.
Tentang semua yang hilang dan tergantikan.
Setahun bicara cinta.
Belajar untuk tidak menyalahkan takdir,
ketika menyadari orang lain memanfaatkan kenaifan atas nama perasaan dan pertemanan.
Teringat, dia yang terusir dari surga.
Namun, tidak juga menyalahkan iblis yang menghasutnya.
Justru dia berdoa,
"Rabanna dholamna anfusana wailam taghfirlana watarhamna lana kunnana minal khosirin."
Ya Allaah, kami telah menzolimi diri kami sendiri.
Jika tidak Engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi.
Setahun bicara cinta.
Belajar untuk tidak menyalahkan mereka yang membuat kita terbenam dalam kejahilan masa lalu.
Ingat dia, yang terperangkap dalam tiga kegelapan.
Namun, tidak menyalahkan mereka yang melemparnya ke dalam laut.
Pun tidak mengutuk paus yang menelannya ke dalam perut.
Justru dia berdoa,
"La ilaha illa anta subhanaka inni kuntum minadh dholimin."
Tiada tuhan kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya kami tergolong orang-orang zolim.
Setahun bicara cinta.
Maka nyatalah cinta-Nya yang paling sempurna.
Yang pandangan-Nya selalu tertuju kepada kita.
Yang diam-diam memperhatikan kita, mendengarkan doa-doa. Lalu, diam-diam mewujudkannya.
Kau pikir siapa yang paling mampu melakukannya?
Setahun bicara cinta.
Semoga Allaah jaga dan luruskan niat kita.
Dan, perbaiki kebengkokan akhlak kita.