Aku kuat dengan segala kekuatanku
Pun aku tak tahu berapa mata yang patah dari kuatku.
Aku hebat dengan segala ambisiku
Pun aku tak tahu berapa mata yang terluka sebab obsesiku
Jalan takdir seoalah mempermainkanku, selalu ada tangis dan air mata.
Selalu ada duka dan kecewa.
Entah apa salahku terhadap semesta, duka itu enggan pergi, menetap begitu lama.
Sesak, mual, pusing sudah ku dera saban hari.
Semua mati rasa, badanku kaku,mataku sembab, rambutku rontok.
Andai saja, semesta tahu deritaku, pasti ia akan memelukku begitu erat, tak akan membiarkanku pergi barang sesaat.
Aku pamit, aku pergi dengan caraku, dengan deritaku.
Sengkuang, 6 Agustus 2020