Mohon tunggu...
Endang TrianaSimanjuntak
Endang TrianaSimanjuntak Mohon Tunggu... Politisi - Tertarik dengan politik dan sejarah

Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penerapan Konsep Tri Hita Karana dalam Menghadapi Resesi Global

19 November 2022   22:43 Diperbarui: 19 November 2022   23:00 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang terbentuk dari tiga kata. “Tri” berarti tiga, “Hita” artinya kesejahteraan atau kebahagiaan, dan “Karana” adalah sebab atau penyebab. Jadi, Tri Hita Karana memiliki arti "tiga penyebab kebahagiaan".

Dalam ajaran Tri Hita Karana yang dianut oleh Masyarakat Hindu Bali, dimaknai sebagai sebuah konsep yang mengajarkan manusia untuk hidup saling berdampingan. Tujuannya adalah untuk menciptakan keselarasan dalam hidup, tidak hanya terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap Tuhan dan lingkungan.

Ketiga hubungan harmonis itu diyakini membawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan.

Saat ini, masyarakat sedang dihantui dengan isu kelemahan ekonomi akibat resesi global. Resesi global yang timbul sebagai dampak dari keadaan dunia setelah dunia dihantam badai Pandemi Covid 19 dan perang Rusia Ukrania yang juga turut menjadi pemicunya. Masyarakat dibayang-bayangi akan kejatuhan ekonomi, PHK, inflasi yang tinggi yang menjadi awal dari berbagai hal yang sering dikuatirkan oleh masyarakat.

Bagaimana selanjutnya konsep Tri Hita Karana dalam menghadapi perlambatan ekonomi sebagai dampak dari resesi global yang timbul?

Unsur-unsur Tri Hita Karana


Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Agama, dalam terminologi masyarakat, Tri Hita Karana diwujudkan dalam tiga unsur, yaitu:

1. Parhyangan

Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Brahman Sang Pencipta/Tuhan Yang Maha Esa. Bagi umat Hindu, hubungan dengan Sang Pencipta berperan penting untuk menciptakan kesejahteraan dalam hidup mereka.

Bagaimana kita menyikapi fenomena ketakutan akan resesi global dari sisi konsep Parhayangan?

Seperti yang kita ketahui bersama resesi global ini dapat mengakibatkan kecemasan, ketakutan dan keresahan dikarenakan ketidakpastian yang akan terjadi di depan. Terutama dalam bidang ekonomi. Manusia sebagai makhluk ekonomi tentu menjalankan kehidupannya sebagai perwujudan akan kebutuhan dan kemampuan finansial yang dimiliki. Lalu apa hubungannya dengan konsep Parahyangan? 

Konsep Parahyangan seperti dijelaskan tadi, memperkuat kebutuhan kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta/Tuhan Yang Maha Esa. Segala kecemasan, ketakutan, ketamakan maupun sifat-sifat alamiah yang mengarah pada hal-hal negatif diredam dengan ketenangan hati karena adanya keyakinan bahwa Sang Pencipta yang mengatur terjadinya berbagai peristiwa dalam kehidupan. 

Dan ajaran yang diberikan kepada manusia adalah ajaran kedamaian yang tentunya menjadikan kita siap untuk menghadapi segala situasi ataupun resiko kejadian negatif dengan kesabaran dan ketenangan.

2. Pawongan

Hubungan antara sesama umat manusia disebut Pawongan. Pawongan menekankan sesama umat beragama untuk selalu menjalin komunikasi dan menjaga tali persaudaraan melalui silaturahmi. Ini adalah hal penting karena umat manusia tidak bisa hidup sendirian dan selalu membutuhkan bantuan orang lain.

Di saat ancaman resesi global ini maka konsep Pawongan memberikan arah bagi masyarakat, bagaimana dalam menyikapi terjadinya resesi global. Dalam kondisi resesi ini, hubungan antar manusia ditekankan dalam upaya menjaga keselarasan dan mencegah terjadinya prilaku negatif karena dorongan ekonomi. 

Ditekankan pada saat ini, semua harus mau dan mampu bersikap tolong-menolong, memperhatikan satu sama lain ataupun mencegah terjadinya jurang kemiskinan yang semakin lebar. Yang kuat membantu yang lemah, yang kaya menolong yang miskin, yang berkecukupan membantu yang berkekurangan. Kecenderungan sifat manusia ketika mengalami kelemahan ekonomi, maka mampu menimbulkan hal yang menjadi akar kejahatan. 

Hal ini dapat dicegah jika kita mampu menghadirkan konsep Pawongan yang menjaga manusia untuk selalu memikirkan orang lain dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesamanya. Tentu jika hubungan sesama manusia sudah terjalin dengan baik, hal-hal negatif maupun kejahatan yang timbul karena kesenjangan ekonomi tadi dapat kita kurangi atau bahkan kita cegah bersama.


3. Palemahan

Palemahan merupakan hubungan harmonis antara umat manusia dan lingkungannya. Melalui ajaran ini, manusia diharapkan dapat selalu menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar yang sudah berperan besar bagi kelangsungan hidup mereka. Dengan begitu, keseimbangan ekosistem pun tetap terjaga.

Konsep ini bisa dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk lebih mencintai lingkungan. Contohnya, tidak membuang sampah sembarangan, menyirami tumbuh-tumbuhan, dan ikut serta membersihkan lingkungan di sekitar rumah.

Hubungan konsep Tri Hita Karana ini dan hubungannya dalam menghadapi resesi ekonomi ini memiliki bisa dihubungkan secara langsung. Misalkan dengan menjaga lingkungan hidup dengan tata kelola sampah ataupun mulai menanam tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan sering menjadi sumber inflasi. Contoh tata kelola sampah. 

Dengan melakukan tata kelola sampah yang baik, selanjutnya melakukan pemilahan terhadap sampah dan kemudian mendaur ulang sampah yang dipilah menjadi hal-hal yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis, maka ini dapat menjadi solusi sebagai salagh satu cara menambah penghasilan tambahan saat keadaan ekonomi mulai menurun. Jadi selain mendapatkan lingkungan yang bersih dan nyaman, hal ini juga bisa meningkatkan keekonomian masyarakat. 

Contoh lainnya yaitu menanam pohon-pohonan, buah-buahan atau tanaman sayur yang dapat dikonsumsi langsung oleh keluarga, seperti cabai. Cabai adalah salah satu tanaman yang dapat menjadi penyebab timbulnya inflasi di Indonesia. 

Padahal sebenarnya tanaman ini dapat tumbuh dengan mudah bahkan di pekarangan juga bisa hidup dengan baik. Menanam cabai selain memberikan penghijauan juga bisa menjadi cara untuk mengurangi biaya belanja dapur. 

Contoh lagi. Misalnya ada lahan pekarangan yang kosong dapat dimanfaatkan untuk menanam pohon atau tanaman yang menghasilkan buah. Seperti pepaya,  Hal yang didapat selain memberikan lingkungan yang hijau, udara yang bersih namun bisa menjadi cara untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga dari hasil tanaman yang kita tanam. Tentunya membantu masyarakat dalam menghapi kondisi kelemahan ekonomi akibat resesi global karena menekan pengeluaran rumah tangga.

Demikianlah beberapa contoh konsep pelaksanaan Tri Hita Karana dalam menghadapi terjadinya perlambatan ekonomi pada saat resesi global. Dari beberapa contoh di atas dan analogi yang ada, nyata bahwa sesungguhnya konsep Tri Hita Karana nyata menjadi solusi dalam berbagai hal permasalahan yang dialami oleh masyarakat. 

Pelaksanaan Parhyangan, Pawongan, dan Palemahan yang baik dan benar akan memberikan solusi ataupun jawaban terhadap hal-hal yang sedang ataupun dihadapi masyarakat karena penekanan ketiga hal tersebut sejatinya memang untuk menciptakan keharmonisan dan kedamaian umat manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun