Yo-yo diet, atau dikenal juga sebagai weight cycling, adalah pola naik-turun berat badan akibat diet ketat yang tidak berkelanjutan. Banyak orang yang tergiur dengan hasil instan: turun 5 kg dalam seminggu, misalnya. Namun, tanpa pola makan yang sehat dan konsisten, berat badan cenderung kembali naik---bahkan lebih tinggi dari sebelumnya.
Fenomena ini disebut "yo-yo" karena menyerupai gerakan mainan yang turun dan naik terus-menerus. Diet ekstrem biasanya menyebabkan tubuh kehilangan massa otot dan air lebih banyak daripada lemak. Saat kembali makan seperti biasa, tubuh menyimpan kalori sebagai cadangan lemak---hasilnya, berat badan melonjak.
Selain membuat frustasi secara mental, yo-yo diet juga membawa risiko serius bagi kesehatan. Studi menunjukkan bahwa weight cycling dapat memperlambat metabolisme, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan bahkan penyakit jantung. Dalam jangka panjang, yo-yo diet bisa merusak kepercayaan diri dan hubungan seseorang dengan makanan.
Lalu, bagaimana cara menghindarinya?
Kunci utama adalah membangun gaya hidup sehat yang berkelanjutan. Fokuslah pada pola makan seimbang, perbanyak aktivitas fisik, cukup tidur, dan kelola stres. Alih-alih menimbang berat badan setiap hari, perhatikan progres energi, kualitas tidur, dan kebugaran tubuh.
Yo-yo diet memang menggoda karena cepat, tapi hasilnya jarang permanen. Tubuh kita butuh waktu dan konsistensi. Dengan pendekatan yang sehat dan realistis, kamu tidak hanya menurunkan berat badan, tapi juga merawat tubuh dan pikiran secara menyeluruh.
Ingat, perjalanan menuju tubuh ideal bukan sprint, tapi maraton.
Sumber:
ChatGPT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI