Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Lunturnya Bahasa Ibu

17 November 2021   05:24 Diperbarui: 17 November 2021   08:56 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Ilustrasi : FREEPIK/jstudio

Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan kekayaan bahasa daerah yang sangat banyak. Bayangkan, berdasarkan data yang terdapat dalam laboratorium bahasa Kemdikbud, tercatat ada 718 bahasa daerah di seluruh wilayah Indonesia.

Namun, hal yang disayangkan, ada 11 bahasa daerah Indonesia yang dinyatakan hilang, yaitu Bahasa Tandia (Papua Barat), Bahasa Mawes (Papua), Bahasa Kajeli/ Kayeli (Maluku), Bahasa Piru (Maluku), Bahasa Moksela (Maluku), Bahasa Palumata (Maluku), Bahasa Ternateno (Maluku Utara), Bahasa Hukumina (Maluku), Bahasa Hoti (Maluku), Bahasa Serua (Maluku), dan Bahasa Nila (Maluku). Sumber data kemdikbud yang pernah ditampilkan dalam kompas.com dengan judul "Data Kemendikbud 2011-2019: 11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah ".

Menyoal Bahasa Daerah

Sebagai orang Jawa kelahiran tahun 80-an saya dididik untuk menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Pola yang sama berupaya saya terapkan saat saya mempunyai anak. Mereka saya didik untuk berkomunikasi dengan bahasa Jawa.

Upaya membiasakan anak-anak berkomunikasi dengan bahasa Jawa cukup berhasil hingga usia pra sekolah. Bahasa Jawa menjadi bahasa komunikasi utama dalam keluarga kami. Saat anak-anak mulai masuk PAUD, mulai lah anak mengenal bahasa Indonesia. Komunikasi di rumah pun perlahan bercampur antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.

Seiring waktu, anak-anak yang bertambah besar pun mulai banyak bergaul dan bermain di luar rumah. Tentunya berimbas pada semakin banyaknya orang yang mereka ajak berkomunikasi. Hal yang saya lihat, orang-orang cenderung mengajak anak-anak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik saat menyapa atau berbicara sekedar basa basi semacam pertanyaan ringan "Sudah makan, belum?" atau "Tadi makan sama apa?"

Lunturnya Bahasa Ibu

Saya mengakui jika ada kecenderungan penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan saya pribadi dan di lingkungan tempat tinggal saya mengalami penurunan. Semakin besar anak saya, porsi bahasa Indonesia dalam berkomunikasi pun semakin meningkat, bahkan saat ini hampir 100% anak saya berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia baik saat bermain dengan teman atau saat di rumah.

Ironi dari kebiasaan ini adalah anak saya kesulitan dalam pelajaran Bahasa Jawa yang dia dapat di sekolah. Bahkan sempat terucap jika pelajaran yang paling sulit adalah pelajaran Bahasa Jawa.

Lepas dari ironi yang ada, hal yang sangat saya sadari namun belum mampu saya hindari adalah kenyataan bahwa Bahasa Jawa sebagai Bahasa ibu mulai luntur dalam kehidupan keluarga dan lingkungan sekitar saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun