Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haruskah Boikot?

8 September 2021   16:18 Diperbarui: 8 September 2021   16:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Traumatik/ idntimes.com

Sebagai ibu saya cukup mencermati tayangan televisi karena banyak tontonan yang tidak mendidik muncul di jam-jam prime time. Perlu pendampingan agar anak-anak tidak menonton acara yang menurut saya kurang baik atau belum saatnya ditonton oleh anak-anak. Memang benar setiap tontonan tentu ada penikmatnya, tinggal kita sebagai konsumen lah yang harus pintar-pintar memilih yang sesuai. 

Sepenggal Kisah Artis SJ

Salah satu hal yang membuat saya cukup tergelitik dan terpikir berhari-hari untuk kemudian akhirnya saya tuliskan yaitu tayangan penyambutan atas bebasnya seorang artis dari rutan berinisial SJ. Di dalam tayangan tersebut, artis yang bersangkutan disambut bak pahlawan yang baru pulang dari medan perang. 

Penuh kebanggaan dan kebahagiaan, bahkan dilengkapi pula dengan pengalungan bunga. Sungguh ironis jika mengingat kasus yang menjerat artis tersebut hingga harus mendekam di balik jeruji besi. 

Pada awalnya dia dijerat kasus pencabulan dan diganjar hukuman 5 tahun penjara, namun hukumannya bertambah 3 tahun menjadi 8 tahun karena terbukti berusaha menyuap panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Rohadi, sebesar Rp 250 juta (Kompas.com)

Boikot/Cancel Culture Mengemuka

Setelah dunia pertelevisian dihebohkan dengan selebrasi penyambutan artis SJ, muncul petisi boikot terhadap artis SJ yang hingga saat ini sudah mencapai 400 ribu lebih. 

Jumlah ini mungkin tidak sebanding dengan jumlah total penduduk ndonesia yang mencapai ratusan juta, namun tidak bisa juga dikatakan sedikit. 

Perlu ada perhatian dan kepedulian terhadap hasil petisi, apalagi jika mengingat kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur dan kasus penyuapan yang sudah dilakukan. 

Apalagi opsi boikot ini juga didukung oleh KPAI yang notabene merupakan lembaga perlindungan terhadap hak-hak anak. Alasan untuk melindungi perasaan korban agar tidak lagi melihat pelaku di televisi menjadi alasan yang paling banyak dikemukan oleh para pendukung boikot ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun