Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelas Daring

13 Juli 2021   10:54 Diperbarui: 13 Juli 2021   11:00 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Assalamualaikum. Hari ini pelajaran PPKn, siap belajar?" tanyaku.

[Oh ... eh ... iya bu guru ma ... maaf. Ada apa bu guru?] Dudi, muridku menjawab panggilan videoku dengan suara tergagap dan wajah khas bangun tidur.

"Barusan tidur, Dudi? Dari awal tidak ikut KBM? Sudah baca materi dan nonton video yang ibu kirim belum?" tanyaku beruntun.

[Eh, maaf Bu guru. Belum. Saya nonton dulu ya bu] Tanpa menunggu jawaban, Dudi memutus panggilan videoku.

Kutengok jadwal pelajaran, lalu kulirik jam tanganku, "hmmm ... sepuluh menit lagi jam pelajaran habis," gumamku pelan. Akhirnya aku putuskan tidak melanjutkan melakukan panggilan video kepada para siswa dan lebih memilih untuk melanjutkan pelajaran di aplikasi hijau.

[Sepuluh menit lagi jam pelajaran habis, silahkan yang sudah membaca materi dan mencermati video bisa menyampaikan pendapatnya tentang kasus tersebut, kaitkan dengan teori yang kita pelajari hari ini. Nanti kita buat simpulan bersama] tulisku cepat.

Aku kembali menunggu. Kuintip lagi status pesanku, hanya Dudi yang membaca. Menit demi menit berlalu. Sampai akhirnya jam pelajaran berakhir, tak ada respon masuk dari siswaku.

Ah, kelas daringku. Sampai kapan ini akan berlanjut. Mengajar kelas-kelas tanpa respon, hingga seringkali aku hanya bermonolog dan berakhir dengan pemberian tugas untuk para siswa. 

Akhirnya aku menutup kelas dengan rasa gamang. Lebih baik aku kumpulkan stok sabar untuk melanjutkan mengajar siswaku di kelas-kelas daring berikutnya sambil tetap menanamkan harapan bahwa semua ini akan segera berlalu. Pandemi akan segera berakhir, sekolah tatap muka akan segera bisa terlaksana.

Sungguh aku merindukan suasana kelas yang sesungguhnya. Kelas tatap muka dengan keceriaan siswa yang mampu menyihirku untuk larut dalam keremajaan yang mereka tawarkan. Berbaur dengan canda tawa mereka atau terkadang menjadi tempat curahan hati jiwa-jiwa yang galau kala cinta monyet menyapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun