Mohon tunggu...
Endah Marjoen
Endah Marjoen Mohon Tunggu... Arkeolog dan Penggiat Budaya Kreatif (Komunitas Luar Kotak) -

Arkeolog UI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wisata Budaya Kudus, Mengangkat Nilai Kebangsaan

18 Juni 2018   16:39 Diperbarui: 18 Juni 2018   16:43 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Dhandhangan (www.musthofa-bupati.com)

Rumah Pencu Kudus: mediaindonesia.com
Rumah Pencu Kudus: mediaindonesia.com
2. Tradisi Dhandangan

Tradisi Dhandangan berawal dari masa Sunan Kudus yang akan mengumumkan berita penetapan tanggal 1 Ramadhan, yang membuat seluruh masyarakat berkumpul di depan mesjid Menara Kudus. Ratusan santri yang datang tidak hanya berasal dari kota Kudus, tapi juga dari berbagai wilayah lain, seperti Kendal, Semarang, Demak, Pati, Cepu, Blora bahkan hingga dari Tuban Jawa Timur.

Sambil menunggu pengumuman Sunan Kudus ini biasanya mereka menunaikan sholat Ashar berjamaah. Sesudah Sunan Kudus mengumumkan kepastian awal berpuasa dilanjutkan dengan memukul beduk. Pukulan beduk yang berulang-ulang itu menimbulkan suara "DANG.. DANG...DANG", sehingga lama kelamaan di sebut Dhandangan.

Namun kata Dandangan bisa juga diasumsikan berasal dari kata "Ndang.. ndang" bahasa Jawa yang artinya "Cepat... cepat". Yang bermakna agar umat muslim segera bergegas menyambut bulan Ramadhan dan segera meningkatkan ibadahnya.

Acaranya diselenggarakan di sepanjang jalan Menara Kudus hingga ke alun-alun kota. Selain itu juga digelar pasar rakyat, dimana masyarakat lintas kultural di Kudus dapat berkumpul, berinteraksi dan juga bisa  mendapat rezeki awal Ramadhan di sini.

Pada tradisi ini tidak hanya tabuh bedug  dan pasar malam saja, tapi juga menampilkan atraksi-atraksi seni seperti visualisasi Kiai Telingsing, Sunan Kudus, Rumah Adat Kudus, "Batil"-merapikan rokok, Barongan Gembong Kamijoyo, kirab dan rebana.

Sumber: www.pewartanusantara.com
Sumber: www.pewartanusantara.com
3. Kuliner Tradisional 

Di kota Kudus kita akan menemui berbagai makanan yang tersaji dari daging kerbau. Padahal lazimnya, di Indonesia penyajian makanan dengan bahan baku daging menggunakan daging sapi. Ternyata penyebabnya adalah himbauan dari Sunan Kudus, agar masyarakat Kudus tidak menyembelih sapi untuk menghargai keyakinan masyarakat Kudus yang saat itu masih didominasi oleh umat Hindu. 

Dimana sapi merupakan hewan suci yang tidak boleh disembelih oleh umat Hindu. Himbauan ini dituruti oleh umat Islam di kota Kudus dengan senang hati, bahkan mereka menciptakan kreasi kuliner yang terbuat dari daging kerbau.

Kuliner khas Kudus daging kerbau hingga kini menjadi menu favorit masyarakat Kudus, antara lain adalah:

a. Sate Kerbau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun