Mohon tunggu...
Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Digital Nomad Life

Blogger dan translator novel dan komik. Traveler and writer on http://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa, Tak Sekadar Menahan Lapar dan Haus

1 April 2023   19:38 Diperbarui: 1 April 2023   19:47 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berbuka Puasa (Pic. CNN Indonesia)

Pati, Jawa Tengah, 8 Ramadhan 1444 H

Hari ini adalah jadwal memberikan sumbangan takjil untuk berbuka puasa di masjid komplek perumahan kami. Pukul 14.00 WIB saya sudah harus keluar mencari beberapa tempat untuk membeli beberapa kue untuk bekal berbuka di masjid dan di rumah. 

Meski hari masih siang dan langit masih tinggi, namun jalanan sudah ramai dengan orang-orang yang mulai pulang kantor lebih awal dan mereka yang juga keluar rumah untuk berburu takjil untuk berbuka. Ada pula yang mungkin bersiap-siap untuk berbuka bersama di suatu rumah makan atau restoran sehingga harus mengatur pemesanan makanan yang akan disajikan. 

Menahan Lapar dan Dahaga

Menahan rasa lapar dan dahaga selama sekitar 12 jam sehari selama bulan Ramadan, merupakan salah satu kewajiban bagi umat Muslim. Namun, hal ini tak hanya sekedar berpuasa, melainkan juga menunjukkan empati dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung. 

Dalam lingkup yang lebih luas, Ramadan mengajarkan tentang pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan. Sepanjang bulan suci ini, umat Muslim di seluruh dunia berusaha mengurangi konsumsi makanan dan minuman serta menahan diri dari perilaku yang tidak baik. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan manusia bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya diperoleh dari materi dan kenikmatan sesaat, melainkan juga dari rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.

Islam juga mengajarkan solidaritas dan saling mencintai antara sesama Muslim. Seorang Muslim juga harus siap memberikan harta terbaiknya untuk membantu saudara-saudara semuslim, karena hidup mereka tidak terfokus pada diri sendiri saja. Hal inilah yang ingin dimaknai oleh puasa Ramadan dan juga bersedekah dan berbagi takjil. Tak ada paksaan berapa banyak yang bisa disedekahkan atau yang ingin diambil.

Menyederhanakan Diri

Selain itu, puasa tidak hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan hawa nafsu. Jika nafsu terus dituruti, maka seseorang sudah kalah dalam perang melawan nafsunya sendiri. 

Kala berbuka, setelah seharian penuh berpuasa, terkadang kita masih kalap berbelanja berbagai menu untuk berbuka. Itu sebabnya para penjual jajanan dan takjil pun menjamur di sepanjang jalan. Tak pelak lagi, sampah makanan pun bisa menjadi cukup banyak terlihat pada saat berbuka. 

Padahal, Ramadan dapat dijadikan sarana untuk memperbaiki diri dengan mengontrol pola makan dan konsumsi makanan secukupnya. Dengan cara ini, seseorang tidak hanya bisa meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan terhadap orang lain, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan dan lingkungan di sekitarnya.

Dengan membeli makanan dan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan, kita dapat membatasi konsumsi yang berlebihan dan mengurangi jumlah sampah. Selain itu, dengan menyederhanakan diri, makna Ramadhan pun bisa tercermin dalam langkah hidup kita sehari-hari. Harapannya, pola hidup sederhana ini tidak hanya dilakukan selama Ramadan namun juga setiap hari sepanjang waktu di luar bulan Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun