Sejak bisa membariskan bonekaku di sofa dan bermain peran seolah-olah mereka sebagai muridku, aku bertekad ingin menjadi guru. Setiap naik kelas, keinginan itu semakin menguat.Â
Mulai dari pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, semua aku pelajari demi ingin bergabung dengan peringkat orang-orang ajaib yang telah membuat dunia menjadi hidup bagiku. Kedua orang tua yang saat itu sebagai guru di Sekolah Dasar menjadi dorongan bagiku untuk melanjutkan misi mereka.Â
Akhirnya setelah perjuangan panjang, 2 kali gagal ikut tes Pegawai Negeri Sipil, alhamdulillah tes yang ke-3 berhasil lolos dan mengantarku masuk ke dunia yang aku impikan selama ini, menjadi seorang guru.
Kriiiiiiiiing......alarm jam di handphoneku berbunyi, pertanda waktu sudah menunjukkan pukul 04.30, segera aku beranjak dari tempat tidur dan bergegas mengambil air wudhu.Â
Semilir dinginnya pagi kala itu menambah semangatku saat pertama kali masuk sebagai seorang guru. Seragam dinas, sepatu dan tas punggung hitam tertata rapi melekat di tubuhku.Â
Tak lupa kendaraan roda dua juga telah siap menemaniku berangkat  ke sekolahan yang selama ini aku impikan.
Sekolah Dasar Negeri 3 Garu, itulah nama lembaga yang akan mewujudkan mimpiku selama ini. Sekolah yang terletak di Desa Garu Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk.Â
Tenang dan nyaman, itulah perasaanku saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolahan tersebut. Kepala sekolah dan guru-guru di SDN 3 Garu menyambutku dengan baik dan ramah. Rasa haru dan bahagia menyelimuti perasaanku, tak sabar ingin segera masuk kelas dan mengajar murid-muridku.Â
Pertama kali masuk, kepala sekolah langsung memberiku tugas untuk mengajar di kelas 6. Awalnya tidak yakin, bisa atau tidak langsung mengajar di kelas tinggi. Tapi dengan berbekal pengalamanku ketika mengajar les murid SMP dan SMA di sebuah bimbingan belajar, aku yakin pasti bisa dan cepat beradaptasi dengan mereka.
Pintu kelas 6 kubuka perlahan, suara deritan pintu memecah riuhnya obrolan murid di dalam kelas. Semua mata tertuju padaku, seolah-olah mereka bertanya, siapakah sosok wanita yang masuk kelas dan menyapanya.Â
Awal pertemuan kami pun dimulai, yang tadinya bukan siapa-siapa, kini berubah memiliki nama panggilan Bu Guru, atau lebih akrabnya Bu Endah. Jumlah murid kelas 6 SD Negeri 3 Garu tidak banyak, hanya 9 orang.Â