Mohon tunggu...
Yusril mahendra Adam
Yusril mahendra Adam Mohon Tunggu... Pramugara - Wirasuwasta

Berkarya tanpa merugikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Kosong di Pinggir Hutan

3 April 2023   14:49 Diperbarui: 3 April 2023   15:00 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bersumber dari pixels

Rumah itu terlihat angker dan tua, berdiri kokoh di pinggir hutan yang gelap. Aku dan temanku, Dita, memutuskan untuk menjelajahi rumah kosong itu, karena kami dengar kabar bahwa ada harta karun yang tersembunyi di dalamnya.

Kami masuk ke dalam rumah dan menemukan kamar yang kosong dan gelap gulita. Tiba-tiba, aku merasa sesuatu mengganggu perasaanku. Aku merasa seperti ada sesuatu yang mengintip dari dalam kegelapan.

Suasana semakin menyeramkan ketika kami mendengar suara langkah kaki di lantai atas. Kami naik ke lantai atas dan menemukan sebuah kamar mandi yang tertutup rapat. Dita mengambil palu dan membuka pintu dengan paksa.

Namun, yang kami temukan di dalamnya bukanlah harta karun yang kami cari, melainkan mayat yang sudah membusuk. Aroma busuk yang menyengat membuat kami mual.

Kami segera meninggalkan rumah itu dengan cepat, tetapi saat kami sampai di mobil, kami melihat sesuatu yang mengerikan. Di depan mobil kami, ada sosok wanita berpakaian putih yang mengapung di udara.

Kami berlari kembali ke dalam rumah dan mencoba mencari jalan keluar. Namun, pintu dan jendela semua tertutup rapat. Kami terjebak di dalam rumah yang angker itu.

Tiba-tiba, pintu kamar mandi terbuka lagi dan sosok wanita berpakaian putih itu muncul dari dalamnya. Kami terjebak di dalam rumah itu selama berjam-jam sampai akhirnya kami berhasil keluar melalui jendela di lantai atas.

Kami berlari sejauh-jauhnya dari rumah kosong itu, dan bersumpah untuk tidak pernah kembali lagi. Hingga saat ini, aku masih merasakan ketakutan setiap kali melewati rumah kosong di pinggir hutan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun